Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Tutor - Blogger

Gilang Ramadhan adalah seorang Santri di sebuah Pesantren. Bekerja sebagai Tutor Bahasa, Kontributor Penulis Jabar Daily, Kompasiana, dan Konsisten Menulis di Blog Pribadi Santrirealistis.com yang berisi tentang Wisata, Khazanah, Inspirasi, dan Sastra. Selain itu, Ia juga sebagai Administrator Website Perguruan Tinggi dan Museum Prabu Siliwangi Kota Sukabumi. Hobinya merasakan Euforia Alam Bebas (Adventure), Travelling dan Kuliner. Profilnya dapat ditemukan di Media Sosial, FB : Gilang Ramadhan dan IG : @al_adiib.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gunakan Metode 3MQ Bashorun Fuadun, Al Fath Cetak Santri Penghafal Quran

4 Agustus 2020   21:20 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana dan Hj. Inne Ariefianty, SE., MM Bersama Empat Peserta Pra Test Terbaik Program MCML (Moving Class Mastery Learning) Tahfidz Qur'an | dokpri

SUKABUMI - Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi selenggarakan Program Moving Class Mastery Learning Tahfidz Qur'an dengan Metode 3MQ Bashorun Fuadun (Membaca, Menulis, Merekam dalam Qolbu) atau Metode Hipnoterapy dengan tujuan Menajamkan Hafalan sebelum mulai Menghafalkan Al Qur'an. Selasa, (4/08/20)

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana menjelaskan, Sebanyak 114 Santri, terdiri dari 68 Santri tingkat SLTP Kelas Satu dan 46 Santri tingkat SLTA Kelas Satu  mengikuti Program MCML Tahfidz Qur'an yang diadakan Ponpes Dzikir Al Fath. Mereka akan masuk karantina Pesantren selama 40 Hari kedepan. Sebelum masuk proses menghafal, diadakan terlebih dahulu Pra Pest sebagai alat ukur standar kemampuan Santri. Karena Pra Test adalah bagian dari mengasah pisau agar tajam dan tidak tumpul. Kecepatan hafalan harus dibawah 5 menit per lembar dengan bantuan Dzikir.

"Dalam kegiatan Pra Test, sudah ada santri yang mampu menghafal Selembar Dibawah 5 menit. Maka dengan Metode 3MQ Bashorun Fuadun yakni membaca, menulis, merekam Qur'an dalam Qolbu akan mampu menghafal 5-10 Juz dengan Syarat Lulus BTQ (Baca Tulis Qur'an). Pra Test terdiri dari BTQ (Baca Tulis Qur'an) dan Tasmi' Jumlah Hafalan sehingga diklasifikasikan kepada Kelompok IQRA, Kelompok Tahsin, dan Kelompok Tahfidz" Jelas Pimpinan Al Fath tersebut.

KH. Fajar Laksana menyampaikan bahwa Program MCML adalah fokus belajar dalam satu bidang pelajaran dan tanpa dicampuri pelajaran yang lainnya dengan target 5 sampai 10 Juz Per 40 Hari. Kalau seorang anak sudah bisa menghafal dalam waktu kurang dari 5 menit, maka akan menunjang hafalan yang lain.   Karena keuntungan dalam menghafal Al Qur'an adalah membantu mempertajam hafalan yang lainnya.

"Al Qur'an itu Firman Allah, maka harus dengan kesucian, keikhlasan, dan ketawadhuan dalam menghafalnya, dengan syarat : Rajin Sholat, Rajin Dzikir dan senantiasa memperbaiki Hal-Hal menyangkut Spiritual. Saya Harus Bisa, Kudu Bisa, Sabisa-bisa, Dipaksa, Kapaksa, Maksaken, Bisa, Biasa, Luar Biasa, Aminn.." Ungkap KH. Fajar saat memberikan Motivasi kepada para Santri.

Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath tersebut menegaskan bahwa Kegiatan MCML Tahfidz Qur'an adalah kegiatan rutin dilakukan, karena Pesantren ini mempunyai keunggulan Tahfidz Qur'an. Maka Santri yang baru masuk akan dikarantina melalui Program MCML dengan Metode 3MQ selama 3 Bulan dengan tahapan Per 40 hari dan diharapkan mampu menghafal Qur'an sebanyak 5-15 juz.

"Dalam kegiatan MCML ini, mereka tidak diperbolehkan keluar pondok dan harus stay di area Pesantren serta terikat dalam program MCML dan secara khusus hanya menghafalkan Al Qur'an" Ujarnya.

"Selain itu, berkaitan dengan Virus Covid-19 yang tengah mewabah. Maka Santri ketika masuk Pesantren sudah membawa Surat Keterangan Sehat dari Dokter dan semuanya sudah karantina serta dinyatakan sehat. Karena mereka bukan sekolah reguler yang pulang pergi akan tetapi mereka stay di pesantren dan tidak diperbolehkan keluar area pesantren. Metode pembelajaran tidak berbeda, Karena berada di lingkungan yang sehat secara keseluruhan" Ungkapnya. (G.R)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun