Mohon tunggu...
Gigih P.
Gigih P. Mohon Tunggu... Store Manager @StarbucksIndonesia -

Communication Science 2010-FISIP UNS / Barista Starbucks Indonesia | Sejarah manusia adalah campuran unik dari keberhasilan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, juga cinta dan perang | Twitter @gig_gih

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jatuh Cinta Itu Hanya Sebentar, Setelahnya Pertanggungjawaban yang Panjang...

14 November 2013   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membayangkan ketika kelak saya lulus kuliah, kemudian bekerja, lalu bertemu dengan seorang wanita, lantas menikah dan memiliki buah hati. Yang ada dalam angan saya adalah sesuatu yang indah dan dipenuhi dengan kebahagiaan, betapa inginnya memiliki sebuah keluarga yang harmonis pada umumnya.

Namun hidup tak melulu soal yang manis-manis dan menyenangkan, pasti ada hal-hal yang tidak pernah kita impikan muncul begitu saja tanpa kita tahu wujudnya bagaimana dan seperti apa. Hasrat saya menulis kali ini dipicu oleh interaksi saya di salah satu media sosial dengan salah satu dosen favorit saya yaitu Bu Diah Kusumawati atau Bu Deekay yang sekaligus menjadi pembimbing akademik (PA) saya selama menempuh studi S1 Ilmu Komunikasi di UNS.

Di akun jejaring sosialnya, Bu Deekay memposting sebuah foto yang berisi tulisan dari putri sulungnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, seperti ini isinya:

Sebenarnya dari dulu kecil aku sangat sayang mama, tetapi setelah aku dewasa selalu terjadi pertengkaran, mama masih ingat waktu dulu aku bikin banyak gambaran untuk mama, mama mungkin sudah membuangnya, dan sekarang mama lebih sayang adik. I love My Mom, jawab ya mama. NB: tulisan tersebut disertai dengan gambar sederhana seorang Ibu dan anaknya.

Sesaat setelah membaca tulisan di foto tersebut, saya langsung mengomentari foto yang diunggah oleh wanita yang memiliki 3 buah hati dengan dua kata yang cukup singkat “Dalem bu…”. Beberapa saat kemudian Bu Deekay menjawab komentar saya dan beberapa orang sebelumya dalam satu postingan yang isinya seperti ini: Begitulah. Jatuh cinta itu hanya sebentar. Setelah itu pertanggungjawaban yang panjang. Ini salah satunya. Hehe.

Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara putri sulung dan seorang Ibu yang ada dalam tulisan saya ini, mungkin si sulung merasa kasih sayang yang dulu ia dapatkan ketika menjadi anak tunggal menjadi berkurang saat kedua adik laki-lakinya yang kembar hadir di tengah keluarga tersebut. Itu yang mungkin sering terjadi di kebanyakan keluarga ketika hal-hal seperti diatas muncul, kenapa saya banyak mengatakan mungkin karena ini adalah opini saya dan hal tersebut sering saya lihat dan perhatikan sebelumnya, belum tentu yang saya alami juga terjadi pada orang lain.

Namun saya yakin bahwa kasih sayang orang tua itu tidak akan berkurang kepada buah hati mereka, ketika ada hal lain yang berkaitan dengan bagaimana kasih sayang itu dirasa berkurang kadarnya atau apalah itu mungkin hanya perasaan seorang anak atau cara mengungkapkan kasih sayang orang tua kepada anak yang tentunya berbeda-beda. Jujur saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh putri Bu Deekay, bahkan lebih kompleks. Namun, saya selalu berusaha berpikiran positif meski dulu sempat kurang bisa untuk memahaminya. Masa-masa itu sudah lewat, saatnya menjadi dewasa yang katanya adalah pilihan, sedangkan usia belum tentu berbanding lurus dengan apa yang tidak terlihat namun dapat dirasakan yang sering disebut dengan ke-de-wa-sa-an.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun