Bagi setiap bangsa ciri khas menjadi kebanggaan tersendiri. Karena hal tersebut akan membuat mereka menjadi dikenal di pergaulan internasional. Berbagai upaya dilakukan suatu negara untuk bisa mempertahankan asetnya. Terakhir kita dengar dari bangsa kita Indonesia telah “memaku” reog ponorogo menjadi budaya asli Indonesia. Dengan demikian maka “negara tetangga” tidak bisa lagi mengusik reog ponorogo. Selain untuk menunjukkan ciri khas dalam dunia international biasanya aset bangsa seperti kebudayaan dan peninggalan sejarah menjadi “harga diri” suatu bangsa. Sehingga tidak boleh suatu negara mengusik harga diri suatu negara lain.
Agar suatu aset bangsa bisa menjadi ciri khas suatu bangsa dan bahkan membawa harum nama bangsa, seluruh warna negara wajib untuk menjaganya. Aset bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara. Jika kita menoleh ke sejarah perjuangan, maka ada istilah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Hal ini sebenarnya berhubungan erat dengan aset bangsa. Kebudayaan dan peninggalan sejarah adalah buah dari para pejuang dahulu dan para nenek moyang kita yang sengaja membuatnya untuk anak cucu mereka. Ketika kita mampu mempertahankan kebudayaan tersebut kita akan mampu menjadi negara yang besar. Hal ini berbanding lurus dengan jika seseorang perpegang teguh pada prinsipnya, maka orang tersebut tidak mudah untuk dipengaruhi siapapun. Berarti jika suatu bangsa terus berkelanjutan memegang teguh prinsip dasar terbentuknya bangsa maka kita bisa menciptakan bangsa yang besar dan disegani di seantero jagat ini. Sekarang mari kita menuju ke inti dari tulisan ini. Aset bangsa yang saya pikir semua daerah di Indonesia ini memilikinya hanya saja berbeda cirinya. Aset ini adalah Batik. Semua daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masing-masing. Setelah batik diresmikan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, pada tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Dengan adanya ketetapan ini semoga kita akan selalu bisa melestarikan Batik ini.
Motif Batik Indonesia
Batik, sebuah “ukiran” seni di atas kain dengan berbagai corak warna dan motif yang memukau. Batik telah sejak dahulu dipakai oleh masyarakat Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki ciri khas kain bermotif ini. Dari Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan lainnya sama-sama melestarikan batik dengan ciri khas daerah tersebut. Berikut saya sajikan jenis-jenis batik yang terdapat di nusantara ini: 1. Batik Sumatra Batik Sumatra lahir karena adanya pedagang. Para pedagang berniaga ke pulau Jawa yang selanjutnya kembali ke Sumatra dengan membawa batik. Batik ini sangat disukai oleh penduduk Sumatra yang selanjutnya menyebar. Motif batik Sumatra memiliki nama pucuk rabuang, tumpal pasung, dan tabur intan. Beberapa contoh motif batik Sumatra antara lain: 2. Batik Jawa Barat Ada banyak daerah yang menjadi wilayah pembatikan di Jawa bagian barat, seperti: Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Indramayu, dan Cirebon. Contoh batik di daerah ini antara lain: 3. Batik Jawa Tengah Batik tradisional Jawa dimulai pada masa keraton Mataram Kotagede pada abad 17. Berikut motif batik Jawa Tengah: 4. Batik Jawa Timur Wilayah batik di Jawa Timur terbagi beberapa bagian daerah. Daerah pesisir utara meliputi; Tuban, Lumajang, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Banyuwangi. Bagian selatan, meliputi; Ponorogo, Pacitan, Kediri, Tulung Agung, Malang, Batu. Dan daerah Madura. Motif batik-batik asal Jawa Timur sebagai berikut: 5. Batik Daerah Lainnya Beberapa daerah lain di Indonesia juga memiliki tradisi Batik. Daerah-daerah tersebut antara lain: Gorontalo, Papua, dan Toraja. Itulah corak batik di tanah air kita. Tentunya kita harus melestarikan dan mencintainya agar anak cucu kita masih bisa melihatnya. Mari kita terus majukan Indonesia dari yang paling kecil yaitu selalu melestarikan budaya dan peninggalan bangsa untuk kita perkenalkan ke dunia international. Kita Bisa! Sumber gambar: Batik-Indonesia Penulis: Gigih Kurniawan (gigihkurniawan.net)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H