Mohon tunggu...
Gigih Helma Wijaya
Gigih Helma Wijaya Mohon Tunggu... -

Seorang pria biasa dengan kemampuan yg terbatas jauh dari sempurna yang lahir di Klaten pada 5 Oktober 1989. Anak ke-dua dari tiga bersaudara ini menghabiskan SD,SMP dan SMA di kota kelahirannya. Pria yg memiliki hobi menyanyi dan menulis ini kini menempuh kuliah di UGM prodi Geofisika. Tak banyak yg bisa diceritakan darinya,karena masih banyak pencapaian yg ingin ia raih.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengapa aku Mengapa kamu

13 Januari 2011   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diantara mereka akankah ada yang akan menyampaikan..??
Diantara mereka akankah ada yang akan mengungkapkan..??
Lidah pun menjadi tidak bersahabat ketika ingin menyapa..
Yang menjadi beku ketika mencoba menguntai kata..
Walaupun telah aku berlari mengejar pujangga..
Mencoba melawan hari-hari yang tidak sempurna..
Sungguh aneh,
Hati ini masih saja melukis dirimu..

Mengapa aku mengapa kamu..
Menatap bintang yang tinggi di angkasa..
Tak akan pernah membawa kita kemanapun..
Atau hanya akan membawa secuil penyesalan..
Untuk sebuah keterlambatan dalam pertemuan..

Mengapa aku Mengapa kamu..
Sungguh ku ingin kau tahu tentang perasaanku..
Perasaan yang kini membawa aku kepadamu..
Sungguh ku ingin kau tahu segala isi hatiku..
Hingga kau tahu,,betapa mulianya hatimu untukku..
Hati seorang wanita seindah-indahnya perhiasan dunia..

Jika aku bukanlah aku..
Dan kamu bukanlah kamu..
Hingga kelak tiba masaku..
Tiada pernah ku mengerti cinta..

Mengapa aku Mengapa kamu..
Aku pun tidak mengerti..
Mengapa harus dirimu..

Yogyakarta, 1 Januari 2011
Composed by : gigihhelma

Inspired from: Hitomi No Jyunin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun