Mohon tunggu...
Gigabyte76
Gigabyte76 Mohon Tunggu... -

can't fight this feeling anymore

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pascasengketa Pilpres

25 Agustus 2014   12:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:38 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya sebagian besar masyarakat kita dapat bernafas lega setelah Mahkamah Konstitusi resmi menetapkan hasil gugatan pilpres kubu Prabowo - Hatta. Dengan menolak gugatan kubu Prabowo Hatta, otomatis Jokowi dan Jusuf Kalla resmi menjadi pemenang pilpres 2014, dan akan menjadi Presiden Republik Indonesia lima tahun mendatang.

Pihak yang kalah tentu kecewa dengan keputusan ini, tetapi Prabowo Hatta dan para pendukungnya sebaiknya berjiwa besar dan sportif menerima kekalahan ini. Perlawanan telah maksimal, mereka telah berjuang, dan kalah secara terhormat. Tidak mudah memang untuk menerima kekalahan, butuh kebesaran hati untuk mengakuinya, tetapi perjuangan masih panjang, masih banyak hal bisa dilakukan Prabowo bagi bangsa dan negara ini. Latar belakang Prabowo yang memiliki noda hitam dalam sejarah perjalanan militernya, memang sulit melawan citra Jokowi yang relatif bersih dan tengah naik daun. Padahal, kalau mau bermain secara fair, pada pilpres lalu dimana Megawati berpasangan dengan Probowo hal tersebut tidak diungkit. Kenapa harus sekarang dipermasalahkan ? Yah, itulah politik, etika dikesampingkan, segala cara dipakai demi meraih kemenangan.

Terlepas dari kemenangan Jokowi JK, apabila kita mundur sesaat, pasca pileg anggota legislatif lalu, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang apabila benar-benar memiliki visi untuk membangun bangsa, seyogjanya mengusung Prabowo sebagai presiden dan Jokowi sebagai wakilnya. Mereka adalah kombinasi terbaik yang dimiliki bangsa saat ini, kombinasi antara leadership yang tegas pada Prabowo dan kemampuan manajerial yang mumpuni dari Jokowi. Sayang "ego" Megawati terlalu besar untuk mengalah, bahkan hubungan Megawati dan SBY pun hingga saat ini belum cair. Kasus "Perjanjian Batu Tulis PDI Perjuangan Gerindra" yang sempat ramai beberapa waktu lalu tidak menggambarkan bahwa seorang pemimpin yang dipegang adalah kata-katanya, tidak boleh plin plan, apa yang diucapkan itulah yang diperbuat.

Pada akhirnya, Prabowo sering mengucapkan siap menang dan siap kalah. Sekaranglah saatnya membuktikan ucapan tersebut. Anda kalah secara terhormat, tunjukkanlah bahwa anda adalah seorang negarawan, selanjutnya biarlah masyarakat yang menilai. Anda telah memberikan pelajaran berharga dalam sejarah pemilihan presiden langsung di Indonesia. Banyak evaluasi dapat dilakukan dalam penyelenggaraan pemilu presiden di masa mendatang demi mencegah berbagai kecurangan dan politik uang.

Mungkin sudah saatnya kita memulai dengan metode pemilu elektronik, lebih terukur, cepat, murah, dan aman. Hari itu dipilih, hari itu diketahui hasilnya. Tidak perlu lagi ada quick count, membayar gaji anggota kpu selama 5 tahun, panwaslu, bawaslu, dan sebagainya. Secara tehnis hal tersebut tidak sulit dilakukan, yang sulit adalah kemauan karena sama artinya dengan "menghilangkan obyekan".

Selamat untuk Jokowi JK, tugas berat menanti anda. Beberapa hal yang menjadi catatan adalah, pertama, Jokowi harus bisa melepaskan diri dari bayang-bayang Megawati, Jokowi harus berani mengambil kebijakan walaupun bertentangan dengan pimpinan partainya. Kedua, jangan mengulang kesalahan yang sama seperti yang dilakukan pemerintahan SBY, yang lebih mengutamakan pencitraan daripada kemaslahatan. Ketiga, kaji dulu kebijakan yang telah ada sebelum membuat kebijakan baru sehingga tidak tumpang tindih. Rencana Kartu Indonesia Sehat contohnya, jangan tumpang tindih dengan kebijakan BPJS, harus lebih spesifik. Keempat, "kurangi blusukan yang tidak penting", seorang presiden bertugas membuat kebijakan strategis, lebih baik memaksimalkan peran menteri sebagai pembantu presiden agar lebih sering turun ke lapangan daripada seorang presiden yang harus turun langsung. Turunlah kalau memang ada masalah di lapangan.

Beberapa kasus warisan pemerintahan SBY juga telah menunggu Jokowi JK. Diantaranya bom waktu subsidi BBM, kasus peradilan aneh Antazari, bailout Century, Lapindo, ormas anarkis dan kekerasan massa, sistem pendidikan nasional saat ini yang amburadul, serta meminimalisir budaya korupsi.

Jokowi JK juga harus mampu mengangkat kembali kedaulatan dan harga diri bangsa yang memiliki sejarah perjuangan heroik yang panjang ini setelah sekian lama terpuruk, agar kembali disegani di dunia sebagai bangsa yang besar dan mandiri. Hal sederhana adalah bagaimana meningkatkan prestasi olahraga bangsa yang semakin tenggelam. Karena dengan prestasi olahraga yang mendunia, nama Indonesia akan dikenal.

Salah satu sebab keterpurukan bangsa ini adalah karena minimnya prestasi olahraga baik di tingkat Asia maupun dunia. Olahraga penting bagi generasi muda karena selain manfaat fisik, olahraga banyak mengajarkan nilai-nilai dan sikap mental positif, bahwa tidak ada jalan lain selain berlatih keras untuk menjadi pemenang, optimis walaupun tidak ada jaminan untuk menjadi pemenang, selalu bertanding dengan fair, tunduk pada aturan, bahwa dalam suatu pertandingan pasti ada yang menang dan ada yang kalah, sportif dan mau mengakui kekalahan, serta selalu menghormati lawan. Hal ini dapat membentuk mental dan karakter kebangsaan yang positif bagi generasi mendatang.

Akhir kata, sering orang berkata siapapun yang jadi presiden nasib kita begini-begini aja. Artinya bahwa berhasil atau tidaknya kepemimpinan dilihat dari bagaimana kesejahteraan rakyat meningkat, bukan dengan angka tetapi kesejahteraan yang bisa dirasakan. Masyarakat memiliki penghasilan yang layak, kebutuhan hidup yang mudah didapatkan, harga-harga kebutuhan pokok yang stabil, serta rasa aman.

Jadi, selamat bekerja untuk Jokowi JK dan selamat berjuang untuk Prabowo Hatta, semoga dua kekuatan ini dapat saling melengkapi demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun