Mohon tunggu...
GNathalieL
GNathalieL Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

kita adalah korban sekaligus pelaku dari lingkungan kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecemasan Sosial

27 November 2021   19:22 Diperbarui: 27 November 2021   19:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu dua petik kata
Mampu tergulir dari bibir yang membeku
Tiga empat petik kata
Masih dapat terucap
Meski sudah terbata bata
Lima enam petik kata
Sebagian tak terdengar masuk akal
Sebagian dengan sedikit upaya
Dipertahankan dalam aturan yang benar
Tujuh delapan petik kata
Hati mulai goyah
Pikiran mulai meragu
Ketidak wajaran mendesak ke permukaan
Sembilan sepuluh petik kata
Sesak yang amat dalam
Tak memberi ruang bagi bulir air mata
Hingga dada memanas
Memaksa setetesnya mencipta jejak pilu
Sebelas duabelas petik kata
Kelinglungan mulai mencabik lebih intens
Dari dalam ia meneriaki
Dengingannya memenuhi seluruh tubuh
mengucap
"Bodoh bodoh!"
Tiga belas empat belas petik kata
Secara total terdistorsi
Menyisakan racauan mengerikan
Bergidik!
Menyaksikan betapa ia tercekik dari dalam
Dirinya sendiri
Tanpa mampu membela diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun