Dalam siklus hidup kita semuanya ditandai dengan kelahiran. Kelahiran manusia ke dunia melalui rahim seorang ibu selalu disambut dengan suka cita. Namun pernahkah kita berfikir bahwa pada masa ke masa perayaan akan kelahiran seorang bayi terus mengalami perubahan hingga era modern. Berikut ini saya ajukan beberapa cerita mengenai perayaan kelahiran bayi yang dikutip dari beberapa media.
Yunani Kuno
Orang Yunani kuno merayakan peristiwa kehamilan setelah kelahiran si bayi. Ketika seorang bayi lahir, sang ibu dan orang yang berada didekatnya akan meneriakkan “oloyge” (dalam suara nyaring) sebagai tanda bahwa masa kerja telah berakhir dan kedamaian telah tiba. Sesaat setelah tali pusar sang ibu diputus, sang bayi dan ibu segera dimandikan dan keduanya menjadi najis dimata masyarakat selama 10 hari dan 5 hari bagis sang penolong kehamilan.
Pada hari kelima atau ketujuh pasca kelahiran sang bayi, bayi tersebut akan disambut dengan perayaan yang disebut”Amphidromia”. Pada perayaan ini sang ayah dari si bayi akan berkeliling mengitari perapian di rumah selama beberapa putaran. Hal ini menandakan bahwa sang bayi telah berintegrasi dengan keaddan rumah. Pada hari kesepuluh sang ibu kembali diterima dalam masyarakat dengan ditandai perayaan makan bersama relative dekat dan teman. Disaat yang ini juga sang ibu akan memberikan persembahan kepada Dewi Kelahiran Eileithyia. Persembahan itu dapat berupa kendit, pakaian, atau barang lain yang berkaitan dengan kelahiran. Bagi wanita Yunani melahirkan adalah cara bagi mereka untuk diterima dalam masyarakat, dimana pernikahan tanda dikarunia anak dapat berujung pada perceraian.
Renaissance
Berita kelahiran sang ibu dimasa ini akan diumumkan di masyarakat sehingga sang ibu mendapatkan banyak dukungan dan perayaan. Peristiwa kelahiran dirayakan dengan banyak barang – barang yang berkaitan untuk keperluan si bayi dan ibu seperti baki kayu, mangkok, lukisan, pahatan, pakaian, kain, dan makanan. Baki bewarna warni sangat popular dimasa ini sebagai gambaran akan pengharapan untuk kesehatan yang baik dan proses kelahiran yang lancar. Baki ini digunakan untuk wadah makanan dan hadiah kepada sang ibu and sebagai dekorasi dirumah. Object seperti ini menekankan akan pentingnya sebuah keluarga dan simbol penghasilan.
Victorian Era
Kemunculan akan modern baby shower ditandai dengan era ini. Seorang wanita yang sedang hamil dimasa ini akan selalu merahasiakan kehamilannya selama mungkin dan tidak akan muncil kepada publik akibat dari budaya yang mendefinisikan ini sebagai hal yang sopan. Bahkan kata-kata seperti “Hamil” dianggap tabu. Hanya setelah si bayi telah lahir maka wanita-wanita lainnya akan merayakan pesta minum teh untuk si ibu. Pada saat perayaan minum teh ini sering kali para wanita membuat permainan-permainan kekanak-kanakan. Sebagai contoh, jika dua sendok teh sengaja ditempatkan bersama pada cawan, itu akan berspekulasi bahwa seorang wanita mungkin mengharapkan kehamilan. Kemudian pesta minum teh setelah kelahiran bayi ini menjadi cikal bakal adanya Baby Shower. Hadiah kepada sang ibu pada masa ini umunya adalah handmade kecuali pada Masa Middle Age sang nenek umumnya memberikan perak.
Modern Era
Modern Baby Shower dimuali setelah Perang Dunia kedua pada era baby boomers. Pada era pertengahan abad 21, baby shower bukan hanya sebagai tanda dimana kita membantu sang ibu meringankan beban ekonomi dengan memberikan hadiah hadiah yang berkaitan dengan si bayi, tetapi object ini adalah sesuatu yang menandakan seorang wanita telah menjadi seorang ibu. Ritual modern baby shower seperti memandikan sang ibu dengan rentetan hadiah yang berkaitan dengan si bayi (pakaian, tempat makan, troler). Kemudian, pada saat baby shower tempat perayaan akan diubah menjadi atmosphere yang lucu dan penuh permainan, dan sang ibu akan duduk ditengah dan membuka hadiah dimana hal ini dilihat oleh para relative dan teman.
Setelah melewati era modern. Beberapa kebudayaan tetap terus melekat dalam masyarakat akan peristiwa kelahiran si bayi. Seperti pada masyarakat keturunan Chinese sebuah perayaan dilakukan untuk merayakan 1 bulan penuh pertama si bayi (Mun Yet). Relative dan teman-teman akan berkumpul untuk memberikan doa pada sibayi dan memberikan hadiah untuk bayi baru ini. Untuk hal ini biasanya keluarga juga memberikan ang ku kueh dan telur merah.
Dalam masyarakat Islam biasanya relative dan teman akan memberikan ucapan selamat kepada kedua Orang tua. Dalam pesan ucapan selamat untuk orang tua, kita bisa menambahkan doa kepada Allah: Bahwa Dia memberkati anak, bahwa Ia membimbing orang tua untuk bersyukur, bahwa anak ternyata benar, bahwa ia memiliki umur panjang. Hal ini biasa tidak memandang anak itu laki-laki atau perempuan. Beberapa orang memberikan hadiah, manisan, ataupun uang. Namun hal ini dalam batas-batas dari ungkapan Nabi Mulia (Sallallaho alaihe Wasallam) bahwa umat Islam harus mempersembahkan hadiah satu sama lain untuk menjalin persahabatan dan cinta
Nah sista, Mom, Bro, Pap sekalian sudah tahu kan mengenai sejarah bagaimana manusia mengaggapi dengan adanya kelahiran bayi. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita. Dan kiranya kita bisa memetik hikmah bahwa kelahiran bayi baik perempuan ataupun laki-laki adalah anugerah dari Tuhan YME, dan kiranya kita menghargai pemberian itu dengan suka cita membesarkan sang anak agar kelak dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi dunia. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H