Mohon tunggu...
Gifta Ananda Aghnaa
Gifta Ananda Aghnaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

sebagai mahasiswa fakultas teknologi industri dan informatika prodi tekknik informatika saya akan lebih senang mengangkat isu isu tentang dunia teknologi pada laman ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Koneksi dan Kesepian: Fenomena Isolasi Sosial di Dunia Maya

8 November 2024   12:25 Diperbarui: 8 November 2024   12:25 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang serba terkoneksi ini, kita seringkali merasa lebih dekat dengan teman-teman dunia maya kita daripada dengan orang-orang di sekitar. Namun, tidak bisa dipungkiri, penggunaan internet yang berlebihan justru dapat memicu perasaan kesepian dan isolasi. Meskipun dunia maya menawarkan akses tak terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain, banyak dari kita yang merasa semakin terisolasi, terutama ketika interaksi tersebut tidak dibangun atas dasar hubungan yang kuat dan emosional.

Isolasi sosial, pada dasarnya, merujuk pada keadaan dimana seseorang merasa terputus dari hubungan sosial yang penting dalam hidupnya. Dalam konteks dunia maya, ini berarti meskipun seseorang dapat terhubung dengan ribuan orang melalui media sosial, ia tetap merasa sendiri, bahkan terasing. Artikel ini akan membahas bagaimana fenomena ini muncul, dampaknya terhadap kesehatan mental, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak negatifnya.

Koneksi yang Dangkal

Perbandingan hubungan online dan offline
Hubungan yang terjalin melalui dunia maya sering kali terasa lebih mudah, lebih praktis, dan lebih cepat, namun sering kali terasa kurang mandalam. Di dunia maya, kita dapat berbicara dengan siapa saja, kapan saja, tetapi banyak dari interaksi tersebut yang tidak mencakup kedekatan emosional atau komunikasi non-verbal, yang sebenarnya sangat penting dalam hubungan langsung. Walaupun kita dapat berbagi status atau foto, tak jarang interaksi tersebut hanya berlangsung sesaat dan tidak cukup memberikan rasa kedekatan yang nyata.

FOMO dan Kecemburuan Sosial
Salah satu efek samping dari media sosial adalah fenomena Fear of Missing Out (FOMO), atau rasa takut tertinggal dari kehidupan orang lain. Seringkali, kita merasa cemburu melihat teman-teman kita menunjukan momen kebahagiaan yang terlihat sempurna. Namun, ini sering kali tidak mencerminkan kenyataan secara utuh. Fenomena ini memicu perasaan tidak cukup baik, yang pada akhirnya menimbulkan perasaan kesepian dalam diri kita. Media sosial, yang seharusnya menghubungkan kita, justru menimbulkan kecemasan berlebihan dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Pengaruh terhadap Kesehatan Mental

Depresi dan Kecemasan
Isolasi sosial di dunia maya dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Ketika seseorang merasa terisolasi dan tidak cukup terhubung dengan orang lain secara mendalam, ia cenderung lebih merasa sedih dan tertekan. Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan kurang berarti, kesepian, bahkan meningkatkan gejala kecemasan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berujung pada gangguan mental yang lebih serius.

Gangguan Tidur
Salah satu efek buruk dari penggunaan media sosial yang berlebihan adalah gangguan tidur. Penggunaan gadget sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur karena cahaya biru yang dipancarkan layer dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur. Gangguan tidur ini, dapat memperburuk masalah kesehatan mental, meningkatkan stres, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Studi Kasus dan Pengalaman Nyata

Studi Kasus: Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam per hari di dunia digital lebih beresiko mengalami gejala depresi dan kecemasan dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan waktu lebih sedikit di depan layer. Salah satu penyebab utamanya adalah perasaan kurang berharga yang timbul akibat perbandingan sosial yang berlebihan, serta kekhawatiran tentang gambaran diri yang dipamerkan di dunia maya.

Pengalaman Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun