Mohon tunggu...
Tena Gievana
Tena Gievana Mohon Tunggu... Penerjemah - Ada namun tak terlihat

Ada namun tak terlihat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari yang Menolak Malu

21 November 2024   15:38 Diperbarui: 21 November 2024   15:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala hujan, langit jadi kelabu

Kala hujan, sejuk menyapa kulitmu

Namun, hari ini berbeda

Matahari yang sebelumnya menyengat tak bersembunyi

Malah menantangmu di tengah amukan air dan angin

Teriknya membuat mata tertutup

Ke mana awan-awan itu? Yang biasa menutupi cerahmu saat badai menyerbu

Panasnya tanah akibat sinarmu masih bisa kurasakan oleh kaki telanjangku

Meskipun air telah menyapu debu dan batu

Ayo, sembunyi!

Tapi harus kuakui kehangatan yang terasa di telapak kakiku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun