Pagi itu layaknya pagi-pagi biasanya. Langit cerah, matahari masih terbit di timur dan kopi tubruk ini masih terasa nikmat di lidah.
Koran pagi tak pernah sampai di tanganku, ah itu biasa karena ku bangun terlambat lagi dan Koran itu sudah terbawa ayahku ke kantor. Ibu? Ah jangan bicarakan ia yang sudah tenang di Surga. Hanya anjing putih ku yang baru pulang pagi ini, sedang meringkuk di bawah meja makan.
Ada yang ku lupakan? Tidak ada, ku harap.
Pagi yang cerah, pagi yang sepi…
Ah tidak jadi! Di luar mendadak ramai, seperti semut yang baru menemukan gula. Seperti fakir miskin mendapat sembako, seperti mahasiswa putus asa dengan skripsi nya lalu ambil alternative lain yaitu berdemo, seperti… ah sudahlah hentikan pengandaian bodoh itu! Aku ikut berlari keluar rumah, ingin tahu artis siapa yang lewat. Sandal sudah tidak di kaki, agar lebih mempercepat lariku maka sandal itu ku selop kan di tangan dan sekarang pertanyaannya adalah pentingkah ku bawa sandal itu? Di TKP terjadilah percakapan bodoh ini…
“apa kau sudah meminta tandatangan Gita Gutawa?”
“maksudmu?”
“ku dengar dia konser 3 hari lagi di taman kota!”
“lalu mengapa sekarang dia sudah di sini?”
“yah mungkin membantu bersih-bersih sambil mencari pacar”
“ada apa dengan sandal jelekmu?”
“mengapa?”
“tidakkah kau salah menggunakannya?”
“apakah ada aturan pakainya? Aku tak pernah melihatnya”
“tidak, hanya saja..”
“ah ini gaya baru tahun 2011 nanti kawan”
“ya sepertinya gossip 2012 akan kiamat itu benar”
“lalu di mana kebakarannya?”
“bukan kebakaran!”
“lalu?”
“hanya seseorang mencoba untuk bunuh diri dan meloncat dari gedung apartment itu”
“apa?”
“yah begitulah yang ku lihat”
“hmm sepertinya ini akan seru kawan”
“ya ku pikir juga begitu, karena orang itu adalah orang yang ku kenal”
“benarkah? Apakah aku juga mengenalnya?”
“tentu… Sebentar lagi aku mungkin akan ikut terkenal”
“mengapa? Apa karena setelah itu kau juga akan meloncat?”
“ah bodoh, bukan begitu. Setelah ia meloncat tentu akan menjadi berita heboh. Para wartawan pasti akan meminta keterangan padaku sebagai tetangganya”
“ah..kau benar! Pintar sekali kau kawan. Lalu siapa yang sedang mencoba untuk bunuh diri itu kawan?”
“kakakmu…”
Jum’at, 14 May 2010
Ps. my brother, please don’t suicide away!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H