Berkembangnya teknologi turut membuat jurnalisme semakin berkembang pula ke ranah digital. Di masa lampau, semua pekerja yang bekerja di media massa memiliki perannya masing-masing seperti jurnalis tugasnya mencari data untuk berita, editor tugasnya mengedit tulisan dari jurnalis, kameramen tugasnya mengambil gambar atau video mengenai berita yang akan disampaikan, dan lain-lain.
Sebelum mencari data untuk berita, pemimpin redaksi biasanya memberi arahan kepada jurnalis dan juga kameramen berdasarkan hasil diskusi sebelumnya. Setelah mereka mendapatkan data untuk berita, data tersebut diolah menjadi sebuah berita lalu diedit oleh editor dan kemudian dipublikasikan kepada publik. Berita-berita tersebut kemudian dipublikasikan ke majalah, koran, radio dan juga televisi.
Berita-berita yang dipublikasikan oleh media diterima oleh audiens secara pasif karena mereka hanya bisa membaca atau melihat berita tersebut melalui televisi, radio, koran atau pun majalah, tidak ada timbal balik komunikasi di dalamnya. Tetapi dengan hadirnya teknologi, jurnalisme mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Di era milenial ini, jurnalis sudah semakin kreatif dan multitalent karena mereka dituntut untuk tidak hanya bisa menulis berita saja, tetapi mereka juga bisa menjadi seorang kameramen dan editor dalam satu waktu. Jurnalis setidaknya harus mengerti secara dasar tentang mengedit foto atau video.
Berita yang ditulis oleh jurnalis sekarang ini bisa langsung dipublikasikan tanpa harus melalui editor terlebih dahulu karena saat ini media juga mengejar kecepatan sebuah berita, sehingga jurnalis diharapkan dapat lebih teliti dengan beritanya sesuai aturan baku sebuah berita.
Dalam mempublikasikan berita, perusahaan media tidak hanya menggunakan koran, radio serta televisi saja, tetapi mereka juga mulai menggunakan website sebagai platform untuk mempublikasikan berita mereka secara online. Media online juga dinilai semakin interaktif dengan audiens karena audiens dapat memberi komentar terkait dengan berita yang dipublikasikan oleh media melalui kolom komentar dan juga media sosial.
Jurnalis tidak hanya semakin kreatif dan multitalent saja, tetapi jurnalis juga semakin beragam. Jurnalis tidak hanya orang yang pernah mempelajari jurnalisme sebelumnya, tetapi orang-orang awam atau masyarakat juga dapat menjadi seorang jurnalis. Dahulu berita hanya bisa dibuat oleh seorang jurnalis lalu baru bisa dikonsumsi oleh publik, namun di masa kini semua orang bisa membuat berita sendiri dan sekaligus menjadi konsumen dari berita-berita yang ada.
Jurnalisme warga, itu istilah yang tepat untuk kejadian diatas. Jurnalisme ini memungkinkan warga mencari, mengolah, dan mempublikasikan berita miliknya sendiri berbekal smartphone yang dimilikinya. Mereka tidak hanya sekedar membuat produk tulisan dan foto saja, tetapi mereka juga bisa merekam layaknya reporter yang menyampaikan pesan kepada audiens di televisi. Dalam mempublikasikan beritanya, mereka bisa menggunakan media sosial miliknya masing-masing, atau menggunakan website yang sudah disediakan oleh perusahaan media massa untuk warga yang ingin mempublikasikan beritanya.
Tidak hanya jurnalisme warga yang menjadi indikasi perubahan model jurnalisme di masa depan, tetapi ada pula jurnalisme model baru yang mungkin sebagian orang pernah mendengar tentang jurnalisme ini, namanya jurnalisme robot. Dari nama nya saja kita bisa menebak jurnalisme robot ini dibuat oleh jurnalis yang merupakan robot. Walaupun belum semua media menggunakan jurnalisme ini, tetapi mungkin di masa yang akan datang, jurnalisme robot ini mulai diterapkan di media-media.
Listen to Podcast 2: Skill seorang Jurnalis by Brigietta Pramesty #np on #SoundCloud