Kata mencontek pastinya bukanlah kata yang asing bagi para pelajar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mencontek adalah sebuah bahaya laten bagi perkembangan mentalitas generasi muda yang notabene adalah generasi penerus. Bukan tidak mungkin budaya korupsi dan mentalitas korupsi pejabat tingkat atas sampai rakyat jelata di awali dari hal yang satu ini.
Tak perlu di survey oleh lembaga survey semua orang tahu bahwa semua pelajar di Indonesia pastinya pernah mencontek. Para anggota dewan yang sekang duduk di Senayan pun sewaktu masih duduk di bangkusekolah pernah mencontek, entah mereka mengakui atau tidak.
Mencontek sendiri adalah sebuah kecurangan yang memang di anggap wajar oleh para pelajar, hal ini seperti sebuah kebiasaan yang lumrah padahal berdampak sangat besar bagi mentalitas pelajar itu sendiri nantinya. Maka dari itu setiap sekolah bahkan dalam sisitim pendidikan di Indonesia diterapkan beberapa macam cara agar praktek mencontek bisa di minimalisir ataupun di hilangkan.
Dari satu sisi memang mencontek adalah hal yang sepertinya adalah hal yang jelek namun ,perlu dilihat dari sisi lain untuk mengetahui permasalahan mencontek itu sebenarnya. Sebenarnya kondisi seorang pelajar mencontek adalah sebuah hal yang salah namun tidak sepenuhnya salah. Kenapa demikian?
1.Model Test
Hal yang lumrah terjadi ketika pelajar di Indonesia akan menghadapi sembuah ukangan atau test pastinya mereka akan begadangan atau pun jungkir jempalit menghafalkan materi yang dihafalkan karena semua yang di ujikan adalah apa yang ada di buku. Dalam kata lain sistim penilaian yang di anut oleh Indonesia adalah text book . ketika seorang pelajar lemah dalam bidang hafalan pastinya dia takut memperoleh nilai jelek maka alhasil doperlukan sebuah cara untuk memenuhi kriteria jalan lainya adalah dengan mencontek. Dalam hal ini kebanyakan pelajar di Indonesia mencontek adalah karena mereka tidak bisa menghafalkan materi materi yang panjang dan sulit di pahami sehingga mereka mencontek. Jika Indonesia menganut penalaran pastinya hal seperti ini bisa diminimalisir, karena pada dasarnya penilaian berdasarkan aspek penalaran sisiwa lebih menunjukansebesar apa siswa menuasai materi dan sebesar apa seorang siswa bisa mengembangkan apa yang dia pahami.
2.Sistim pendidikan
Ketika indeks pendidikan di Indonesia berada di level terendah dalam peringkat dunianya Indonesia langsung berbenah dengan mengubah kurikulum mulai dari kurikulum 2004 kemudia di rubah menjadi 2006 seperti sekarang pastinya menimbulkan beberapa perubahan seperti adanya ujian nasional sebagai syarat mutlak kelulusan Pemerintah pun menaikan standart mutu pendidikan agar menyamai pada kenyataanya setiap daerah berbeda dalam hal kepengajaranya. Pelajar di Indonesia timur pasti berbeda dengan yang ada di pusat pemerintahan negara seperti Jakarta. Bahkan tetangga daerah seperti jawa tengah dan jawa timut misalnya mutu lulusanya pun berbeda bahkan satu provinsi saja antar kabupatennya berbeda. sehingga tidak mungkin untuk meminta menyerempakan mutu sekaligus dengan menggunakan ujian nasional. Ketika kriteria kelulusan tinggi sedangkan pelajar sendiri psimistis meraih hal itu hal hal seperti mencontek hukumnya adalah wajibbahkan beberapa sekolah malah dengan terang terangan membantu terjadinya contek mencontek demi kelulusan siswanya.
3.Kwalitas pengajar
Ketika kwalitas seorang pengajar bagus pastinya murid yang di ajar akan memahami setiap yang apa diajarkan. Ketika itu terjadi maka pelajar akan merasa lebih optimistis sehingga kejadian seperti mencontek pastijarang dilakukan. Ketika pengajar kwalitas rendah maka pastinya pelajar tidak bisa menyerap 100% apa yang di ajarkan oleh pengajar. Kejadian seperti mencontek pasti akan terjadi ketikaseorang pelajar dituntut dengan standart tinggi namun dirinya tidak sanggup memenuhinya karena kurang optimistis .
Apakah mencontek 100% salah ataukan tidak anda sendiri yang menilai semua rakyat Indonesia khususnya pelajar menginginkan sebuah sistim pendidikan yang bagus dan sebuah sistim penempa generasi muda yang baik. Jika dari sistim pencetak generasi muda sudah tidak baik bagaimana mengharapkan penerus yang baik
Anda sendiri yang menilai apakah mencontek ala pelajar sekarang adalah sebuah kenakalan atau kenakalan untuk meraih masa depan ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H