Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Sometimes Something is Better Left Unfair"

20 Juli 2014   10:16 Diperbarui: 13 September 2015   19:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sometimes Something is Better Left Unfair. Idiom berbahasa Inggris ini pertama kali saya dengar dari sebuah stasiun radio di Yogyakarta belasan tahun silam. Ini bisa menjadi semacam semangat rekonsiliasi untuk perdamaian di antara dua pihak yang pernah bertikai, semangat untuk saling memaafkan. Bahwa tak semua kecurangan harus dibalas dengan kecurangan, tak semua ejekan harus dibalas dengan ejekan. Di saat win-win solution tidak dimungkinkan, salah satu pihak memang harus mengalah jika perdamaian menjadi tujuan. Sikap mengalah salah satu pihak dalam hal ini bisa berarti membiarkan ketidakadilan (menurut versi pihak tersebut) berlalu tanpa harus dipermasalahkan demi tercapainya kondisi yang diyakini lebih baik.

Memang hanya pihak yang mampu berpikiran jernih yang mampu mengalah demi kepentingan yang lebih besar. Orang Jawa bilang " sing waras ngalah" (yang berakal sehat yang mampu mengalah). Sikap mengalah merupakan sikap bijak jika dikhawatirkan terjadi hal seperti dalam peribahasa Jawa:  "mburu uceng kelangan deleg". Uceng adalah sejenis ikan yang sangat kecil, sedangkan deleg berarti sejenis ikan gabus yang besar. Arti peribahasa tersebut adalah: memburu hal kecil, tetapi malah kehilangan hal yang lebih besar. Contohnya, seseorang yang kehilangan sandal jepit bututnya lalu melaporkan ke polisi dan menyiarkannya di radio. Ongkos untuk ke kantor polisi dan menyiarkannya di radio bisa jadi lebih mahal daripada harga sandal jepit baru yang berarti lebih mahal pula daripada sandal jepit butut yang diharapkannya  kembali jadi miliknya itu. Apalagi jika yang dimaksud ongkos itu juga meliputi ongkos waktu, tenaga, dan pikiran. Akan lebih bijak jika saat itu ia membeli sandal jepit baru dan melupakan sandal jepit bututnya yang hilang. Dalam hal ini ia membiarkan pencurian yang merupakan bentuk ketidakadilan itu berlalu saja tanpa dipermasalahkannya. Karena apa? Karena: "sometimes something is better left unfair".

Idiom itu pula yang saya harapkan dipahami dan diterapkan oleh para pendukung maupun timses capres-cawapres pasca pengumuman hasil perhitungan suara oleh KPU tanggal 22 Juli nanti. Lupakan ejekan, makian, atau bahkan hujatan yang pernah saling terlontar. Maafkan ..  maafkan .. dan maafkan saja. Rasanya itu cukup sebagai syarat rekonsiliasi. Kita kembali satu. Tak perlu mengatasnamakan hukum untuk berselisih karena hukum dibuat untuk menjamin kemaslahatan umat. Jika diberlakukannya suatu hukum justru berpotensi merusak perdamaian dan kemaslahatan, hukum itu justru harus diabaikan. Hukum ditegakkan dengan kebijaksanaan, bukan dengan kebutaan. Dewi keadilan memang digambarkan menutup matanya, tetapi hal itu karena tanpa melihat pun ia dapat memutuskan perkara dengan bijaksana.

Negri kita pernah dijajah Belanda selama tiga setengah abad. Haruskah kita membalasnya? Haruskan kita gantian menyerang dan menjajah Belanda selama tiga setengah abad demi terpenuhinya rasa keadilan? Rasanya tidak. Biarkan itu jadi bagian sejarah. Karena apa? Karena: "sometimes something is better left unfair".

---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun