Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kisah Sepeda

9 Juli 2013   10:32 Diperbarui: 10 Oktober 2015   12:18 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: www.bakfiets-en-meer.nl"][/caption]

Sepeda adalah salah satu solusi galau BBM
Bukan kendaraan yang berbunyi cekikik-cengenges-bbm.. bbm.. bbm
Kata orang zaman dulu kala
Sepeda itu artinya aSEP'E tak aDA
Anak prokem bilang Astrea Arab saja
Anak gaul bilang Astrea padang pasir juga

Simbah Jawa penggemar Srimulat menyebutnya Yamancal
Plesetan dari salah satu merk motor yang dijual
Ada yang menyindirnya dengan nama GL, Bung
Singkatan dari Genjot Langsung
Kalau sepeda tua dinamai GL Pro
Singkatan dari Genjot Langsung Pro-thol

Orang Jawa menyebutnya PIT
Mungkin karena cara memakainya dikemPIT
Karena model zaman dulu berpalang horizontal
Orang menyebutnya "PIT lanang", satu jejak pola patrilineal

Namun akhirnya muncul juga sepeda cewek alias "PIT wedok"
Palang horizontal sepeda cowok dibuat lengkung berkelok
Mungkin model ini lahir karena emansipasi simbok-simbok
Yang ingin mandiri mengangkut dagangan ke pasar
Lazimnya berkebaya sehingga tak mungkin melangkah lebar
Maka umumlah sepeda berlainan jenis ini di jalan dan tepi trotoar

Malang bagi anak-anak dan remaja zaman Iwan Fals belum sunat
Karena sepeda mini masih jarang dibuat
Mau pake sepeda bapak kok panjang kaki belum mencukupi
Mau pake sepeda simbok kok mengganggu aktivitas ekonomi
Maka lahirlah sepeda jengki
Bisa buat perempuan dan juga laki-laki
Seperti pengakuan Tesy alias Kabul Basuki
Dalam rekaman lawak produksi anak negeri
Bahwa dirinya jengki, bukan banci

Itulah kisah kendaraan berbahan bakar nasi
Kendaraan yang tak punya tempat parkir resmi lagi
Mmm.. sebenarnya ceritaku masih panjang di mari
Tapi cukuplah dulu sampai di sini

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun