Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lengser Kok Minta Maaf

27 Oktober 2024   05:48 Diperbarui: 27 Oktober 2024   06:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau kulihat sih, mereka sebenarnya netral, Wak!"

"Siapa saja?"

"Banyak, Wak. Ada Bu Tipak sama Pak Didut. Ada Pak Kalip juga."

"Lah, mereka kan memang pembenci lurahmu. Orang-orang udah pada tahu!"

"Masak sih, Wak?"

'Elu, klo mo denger gue, mending banyakin amal baik elu, dah. Jangan sampe di akhirat nanti elu bangkrut. Amal baik elu gak cukup buat nebus dosa-dosa elu. Ujung-ujungnya malah dosa orang yang elu pikul sebagai gantinya!"

Sejenak Babeh Bibo syok. Ia merasa waktu tiba-tiba berhenti.

"Mmmmmmmmm, tapi, Wak..!" omongan Babeh Bibo terputus. Wak Sani ternyata sudah jauh. Tubuh kerempengnya terlihat santai melenggang meniti pematang sawah di sudut desa. Segarnya udara pagi itu ikut mengiringi langkah ringannya. Ringan karena Wak Sani tak suka membicarakan keburukan orang. Tapi Babeh Bibo...

"Sompret! Pergi kagak bilang-bilang. Mental maling. Gue juga yang kudu bayarin kopinya. Mana tadi dia nambah-nambah kopinya.  Dasar tukang tipu songong!" rutuknya kesal.

Sambil merengut ia memanggil pemilik warung.

"Mpok, udah neh, berapa semua?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun