Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lengser Kok Minta Maaf

27 Oktober 2024   05:48 Diperbarui: 27 Oktober 2024   06:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini yang bener! Ini yang bener!" Babeh Bibo berteriak lantang bersemangat. Ditunjuk-tunjuknya layar TV di warung Mpok Bonah yang tengah menyiarkan pidato seorang lurah dari desa tetangga.

"Kudunya memang berterima kasih sebelum lengser, bukan minta maaf!" lanjutnya.

Padahal, si Lurah baru saja mengucapkan rasa terima kasihnya pada warga. Belum bicara yang lainnya. Belum bicara tentang jabatannya yang bulan depan akan diletakannya. Iya, lurah itu mau habis masa baktinya.

"Memang kudu gitu. Bukan kayak lurah ono!" Babeh Bibo kembali nyerocos, lalu kembali menyimak pidato si lurah.

"..kembali saya haturkan ribuan terima kasih kepada warga sekalian, terutama yang selama ini selalu menyerang kebijakan saya, selalu memaki-maki dan menghujat saya di obrolan warung maupun media sosial. Terima kasih atas keikhlasan Anda sekalian untuk menyerahkan amal baik Anda sekalian di akhirat nanti kepada saya.."

"Loh, maksudnya apa itu?" Babeh Bibo kaget.

Wak Sani yang sedari tadi asik merokok di dekatnya hanya menyeringai lebar. Menahan tawa.

"Pegimane ntu, Wak?" tanya Babeh Bibo.

"O, dia kan muslim. Orang Islam," Wak Sani menjawab sembari menyeruput kopinya.

"Lha, terus?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun