Di masa lalu, segala hal dijelaskan dengan cara sederhana. Segala hal selalu diusahakan untuk disederhanakan agar mudah dipahami orang dan juga diajarkan kembali. Seperti halnya elemen-elemen di dunia ini.
Jauh sebelum konsep dan teori atom ditemukan, jauh sebelum Dmitri Mendeleev menciptakan Tabel Periodik yang memuat puluhan elemen; elemen-elemen di dunia ini hanya dibagi menjadi 4: air, api, tanah, dan udara.
Setiap elemen ada pengendalinya. Kita boleh menyebutnya pawang. Manusia dengan bakat alam khusus yang mampu "memerintah" elemen spesialisasinya secara telekinetik, dari jarak jauh, tanpa banyak omong. Hebat, memang.Â
Sayangnya, mereka susah disatukan. Karena satu orang hanya mampu menguasai pengendalian satu elemen. Selain itu, setiap pawang merasa elemennya paling hebat. Mereka hanya mau dipimpin pawang terhebat dari elemen yang sama.Â
Maka, jadilah mereka berkelompok sesuai elemen favorit mereka. Saat bertemu pawang elemen lain, mereka akan saling memamerkan kelebihannya. Terjadilah hukum rimba. Yang kuat akan menang.
Untunglah ada avatar. Manusia yang ditakdirkan memiliki kemampuan untuk menguasai pengendalian 4 elemen sekaligus. Ia akan mampu memimpin semua pengendali elemen. Karena ia bisa mengendalikan semua elemen lebih hebat daripada para pengendali.Â
Jika ada pengendali air membangkang, avatar mampu mengatasinya dengan pengendalian air yang lebih hebat. Demikian pula jika pengendali elemen lain membangkang atau mencoba menggunakan keahlian pengendalian elemennya untuk bikin rusuh. Avatar akan mampu mengatasinya. Karena ia selalu mampu melakukannya dengan lebih baik, lebih hebat.
Dalam kehidupan modern, seorang avatar dapat dianalogikan sebagai pemimpin yang menguasai persoalan secara komprehensif. Ia tak akan mudah dibohongi anak buahnya. Dibohongi soal kerjaan, ia bisa tahu karena ia juga terbiasa bekerja.
Dibohongi soal uang, ia juga bisa tahu karena punya pengalaman dan kecakapan dalam mengelola anggaran. Avatar modern mau dan mampu terjun langsung mengatasi masalah di lapangan jika para "pengendali elemen" bawahannya ngambek atau berniat curang.
Avatar modern seperti itulah yang dibutuhkan DKI Jakarta agar bisa maju secara nyata. Seorang pemimpin jujur yang piawai merencanakan pembangunan fisik maupun nonfisik, menata anggaran, memimpin pelaksanaan, dan sekaligus mengawalnya.Â