Ada sebuah berita politik di media online. Judulnya: "TP3 6 Laskar FPI Temui Jokowi, Hehamahua: Kami seperti Musa Datangi Firaun". Salah satu kalimat dalam berita itu adalah:
Dalam pertemuan guna membahas 6 Laskar FPI yang ditembak polisi itu, Hehamahua mengatakan pihaknya seperti Musa mendatangi Firaun.
Mari kita bedah secara stand up comedy. Dengan mengatakan pihaknya seperti Musa, Hehamahua tentu ingin publik menganggap mereka di pihak yang benar (Musa baik), sementara pihak yang mereka datangi adalah pihak yang salah (Firaun zalim). Ya, bolehlah. Suka-suka dia. Pihaknya sendiri diklaim baik, pihak "lawan" yang dalam hal ini penguasa/pemerintah (Jokowi), diklaim zalim. Tapi mari kita uji pernyataan tersebut secara konsisten dengan fakta sejarah.
Pertama, kalau Hehamahua mengaku Musa, apakah dulu waktu bayi ia dihanyutkan di sungai juga?
Kedua, bukankah Firaun yang lebih tua daripada Musa, bukan sebaliknya?
Ketiga, bukankah Firaun itu (yang) berjenggot? Ingat sejarah Musa waktu bayi mencerabut jenggot Firaun?
Keempat, kalau Hehamahua mengaku Musa, berarti rombongan yang dipimpinnya itu siapa?? Bani Israel, kan? Pro Israel, dong!
Begitulah. Pernyataan sepotong-sepotong politikus oportunis yang seenak udelnya mengait-ngaitkan politik dengan agama itu berbahaya bagi kesehatan nalar umat. Kecuali bagi umat yang mau berpikir. Semua itu akan terlihat lucu belaka. Saya katakan "lucu", karena saya bukan Rocky Gerung. Kami beda pilihan kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H