Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lagu Menyesatkan dan Klip Video Sembarangan

13 Februari 2016   22:15 Diperbarui: 13 Februari 2016   22:47 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jalan berlumpur alias muddy road. (Sumber: commons.wikimedia.org)"][/caption]Bukan. Ini bukan berhubungan dengan aliran sesat dalam masyarakat. Yang saya maksud lagu menyesatkan di sini adalah lagu yang syair atau liriknya menjadikan seseorang salah mengerjakan soal ujian. Teman saya korbannya.

Saya ingat waktu saya SMP. Ada seorang teman yang ngefans sekali dengan "The Beatles"; grup band yang terhitung jadul, bahkan sudah lama bubar saat saya masih SMP. Namun, istilah ngefans saat itu tidak selebay sekarang. Istilah ngefans saat itu masih terbatas pada mengoleksi kaset berisi lagu-lagunya, meski sekadar cover version. Pokoknya tidak sampai segitunya hingga mengejar mercendaiz ben gratisan sampai ke negaranya sana. Teman saya itu, sebut saja namanya Aris, ngefans Beatles seperti sebagian remaja lainnya. Kalau saya cuma ikut-ikutan saja. Tapi saya tahu lumayan banyak lagu-lagunya meski tak hapal semua liriknya.

O, iya, cerita tentang Aris ini terjadi saat kelas 2, saat kami sekelas. Suatu saat kami menjalani ujian semester. Bidang Studi Bahasa Inggris. Kebetulan guru pengawasnya wanita dua-duanya dan seingat saya sama-sama guru bahasa Indonesia. Setelah soal dan lembar dibagikan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, mulailah kami mengerjakan soal ujian. Selain tenses, materi ujian saat itu meliputi adverb dan adjective yang dibentuk dari kata benda. Asyik kami mengerjakannya.  

Dan, seperti biasa, di tengah keasyikan kami mengerjakan soal, guru pengawas mengedarkan absen. Benar-benar mengedarkan karena setelah lembar absen ditandatangani siswa, guru pengawas segera mengambilnya dan menyodorkan pada siswa di belakang atau di sampingnya. Berawal dari absen itulah inti ceritanya terjadi.

Kebetulan tempat duduk saya di deretan paling belakang, dekat dengan posisi "ngetem" guru pengawas. (Memang canggih strateginya, ngawasinya dari belakang). Kebetulan pula saya pas menyaksikan guru pengawas menyodorkan absen ke meja Aris yang duduk di deretan depan. Mungkin dasarnya guru kepo, sambil nunggu absen ditandatangani Aris, mata si guru menjelajahi kertas jawaban Aris. Saya cuma membatin, ngapain juga guru bahasa Indonesia iseng memeriksa kertas ujian bahasa Inggris. Swear, waktu itu saya nggak sadar kalau ngelmu Inggris SMP juga dikuasai oleh guru bidang studi selain bahasa Inggris karena toh mereka semua juga pernah jadi siswa SMP.

Hal yang membuat saya tersentak dan tergelak terbahak dalam hati adalah obrolan kedua guru di posisi ngetemnya yang di belakang itu. Guru yang tadi mengedarkan absen tergopoh-gopoh bercerita, berbisik berisik tapi cukup nyata tertangkap telinga saya. Begini katanya:

"Bu, si Aris kuwi piye to? Mosok the road is windy? Dalan kok kanginan, opo mangsute kuwi?"
(Bu, si Aris itu bagaimana sih, masak the road kok windy. Jalan kok keanginan, apa maksudnya itu?)

Dhuer‼ Si Aris yang termasuk jagoan dalam pelajaran Bahasa Inggris itu pasti telah disesatkan oleh Beatles si grupben pujaannya. Tersangka definitifnya jelas, tak lain dan tak bukan pastilah lagu berjudul "The Long and Winding Road". Gak salah sih sebenarnya, tapi di opsi jawaban ada muddy yang pastinya lebih sahih. (Soalnya berbentuk: The road is …….; sementara opsi jawabannya ada windy, muddy, dll.)

Sekarang tentang klip video (video clip) yang sembarangan. Saya sempat bete diprotes anak saya. Awalnya saya carikan lagu anak-anak di youtube, saya donload dalam bentuk *.3gp lalu saya kopi ke ponsel lawas untuk teman bermainnya. Ndilalah, pas lagu "anak ayam turun sepuluh" a.k.a "tek kotek kotek kotek", klipnya membuat anak saya yang masih duduk di TK A itu sewot. "AYAHHH, itu bukan anak ayam.. itu anak bebek‼" begitu protesnya berulang-ulang. Dia minta gambar itu diganti gambar anak ayam. Bagaimana tak pusing kepala babe?

[caption caption="Kalau bukan anak bebek, mungkin anak ayam kategori dower. (Sumber: www.youtube.com)"]

[/caption]Ada lagi yang lain. Si kecil itu lumayan teliti kalau diajari. Saat diberi gambar capung dia minta diceritai secara lengkap. Dia tanya capung kakinya berapa, sayapnya berapa, hidupnya di mana, makannya apa, dll..dll. pokoknya. Begitu pula dengan jenis serangga lainnya. Sampai kering bibir ini menjawabnya. Tapi kali ini saya terpaksa bete lagi untuk kesekian kalinya. Gara-garanya saya download-kan dia lagu "cicak-cicak di dinding". Beberapa saat setelah menonton di "ponselnya", ia datang mendekat lalu bertanya, "Ayah, nyamuk sayapnya berapa?"

"Dua", jawabku singkat.

"Lalu, kenapa ini sayapnya empat?" cecarnya sambil merengut marah.

[caption caption="Cicak ngintip sesuatu yang dikira nyamuk. (Sumber: www.youtube.com)"]

[/caption]Lah, mau bagaimana lagi coba? Dalam klip video itu pas kata "hap" terlihat seekor binatang terbang dicaplok cicak. Mengingat lirik lagunya, pastilah yang dimaksud adalah nyamuk. Tapi, mengingat yang terlihat di dalam klip itu sayapnya empat,  pasti bukan bukan nyamuk karena nyamuk cuma punya sayap sepasang. Mungkin laron atau capung. Tapi laron lebih mungkin. Tapi mulut laron bukan bertipe penusuk! Mengapa sih, klip lagu anak-anak dibuat sembarangan seperti itu?

[caption caption="Meski bukan nyamuk, bukan berarti cicak tak doyan. Sayap dua atau sayap empat, pokoknya embat. (Sumber: www.youtube.com)"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun