Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fitur "ELT": Tantangan bagi Pengembang Ponsel untuk Keselamatan Penerbangan

25 Januari 2015   22:08 Diperbarui: 13 September 2015   18:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Setiap kali terjadi kecelakaan pesawat,  black-box alias kotak hitam adalah yang paling dicari-cari. Setiap kali terjadi pesawat hilang kontak dan akhirnya tak selamat,  ELT (emergency locator transmitter) di dalam black box yang diharapkan memberi petunjuk lokasi.

Masalahnya, banyak hal yang menyebabkan sinyal ELT tidak terdeteksi. Apalagi untuk pesawat yang benar-benar mengalami kecelakaan berat. Pertanyaannya adalah: apakah memang hanya ELT dan sejenisnya itu yang dapat digunakan untuk melacak pesawat yang hilang karena kecelakaan?

Dalam film-film holywood sering diceritakan tentang terlacaknya posisi atau lokasi seseorang oleh teknologi satelit gara-gara ia menerima panggilan telepon dalam jangka waktu tertentu. Artinya, jika hubungan telepon terjadi dalam jangka waktu tertentu (dalam cerita film biasanya di atas 1 menit), posisi penerima panggilan telepon dapat "dilacak".

Sekarang kita andaikan, satu di antara korban kecelakaan sebuah pesawat masih sadar dan sempat menerima panggilan telepon, bukankah lokasinya akan segera dapat dilacak? Masalahnya, peraturan penerbangan sepertinya melarang diaktifkannya perangkat telepon seluler dan sejenisnya di dalam pesawat yang tengah terbang. Jadi, diasumsikan semua ponsel penumpang dalam keadaan mati/OFF sehingga tidak dapat menerima panggilan.

Andaikan ada satu penumpang yang sengaja tidak mematikan ponselnya dan mendapat panggilan saat terjadi keadaan darurat. Panggilan itu tentunya hanya dapat diterima jika si penumpang mampu menekan tombol ponselnya itu. Masalahnya, dalam keadaan darurat, kemungkinan besar kesadaran para penumpang sudah hilang sehingga panggilan pada ponsel tak ada yang mengangkat, hubungan telepon tidak dapat berlangsung. Fenomena "tidak sempat" yang sangat fatal.

Kabarnya, mengaktifkan ponsel saat terbang dalam pesawat dapat mengganggu keselamatan penerbangan sehingga mengaktifkan ponsel saat terbang bukanlah keputusan yang bijak. Lalu mengapa tidak disiasati dengan inovasi teknologi saja? Seperti ini misalnya:

1. Ciptakan ponsel/mobile phone yang memiliki fitur AUTO POWER ON. Jika perkiraan terbang adalah 50 menit, kita bisa set ponsel tersebut untuk mati (OFF) lalu otomatis akan aktif (ON) lagi nanti misalnya 1 jam kemudian atau 1 jam15 menit (pokoknya jangan sampai lebih sebentar daripada durasi penerbangan yang direncanakan).

2. Ciptakan fitur AUTOANSWER untuk nomor-nomor tertentu. Dengan demikian, saat ponsel tersebut aktif dengan sendirinya dalam jangka waktu yang dipilih tadi, panggilan dari nomor tertentu tersebut akan otomatis diterima. Jadi, otomatis terjadi hubungan telepon dan ini mestinya dapat dilacak lokasi ponsel penerimanya. Metode ini tentu saja hanya dapat berhasil jika daerah tersebut ter-cover layanan operator selulernya.

Jika telepon yang digunakan adalah semacam telepon satelit, tentunya lebih afdol dan valid. Otoritas penerbangan mestinya mampu mengusahakannya. Telepon mobile dengan fasilitas AUTO POWER ON dan AUTO-ANSWER mungkin mampu mempercepat proses pencarian pesawat hilang kontak yang mengalami kondisi darurat. Dengan demikian, akan lebih besar lagi kemungkinan para penumpang yang masih hidup untuk diselamatkan dengan segera.

Soal kemasan dan fitur ketahanan telepon mobile tersebut dari api, air, dll. hanyalah soal teknis yang mestinya dapat mudah dipecahkan. Intinya, terlalu riskan mengandalkan ELT sebagai the only signal untuk dideteksi saat pesawat mengalami keadaan darurat. Jika semua ponsel penumpang pesawat memiliki fitur semacam itu dan pesawat dilengkapi telepon satelit dengan fitur seperti itu, mestinya makin banyak waktu yang bisa dihemat untuk pencarian korban, makin banyak jiwa yang mungkin masih bisa selamat meski pesawat mengalami keadaan darurat yang gawat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun