Cirebon merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang terbilang cukup unik, hal itu bukan hanya disebabkan banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah, cirebon juga mempunyai bahasa yang cukup unik, bahasa cirebon sebenarnya merupakan bahasa jawa namun karena lokasi daeahnya dekat dengan wilayah sunda, maka bahasa jawa cirebon tercampur dengan bahasa sunda, maka jadilah bahasa jawa cirebon sekarang. Bahasa jawa cirebon berbeda jauh dengan bahasa jawa didaerah jawa seperti jawa tengah apalagi jawa timur.
Disamping itu cirebon juga terkenal dengan benda-benda antik nya, sampai ada media yang memberikatakan dilaut cirebon terdapat banyak harta karun yang terpendam, namun diantara benda-benda antik tersebut, salah satu yang paling terkenal dan terawat hingga saat ini adalah keraton. Sedikitnya kota ini mempuyai empat keraton, yakni keraton kasepuhan, kanoman, kaprabonan dan kacirbonan.
Menurut beberapa sumber Keraton-keraton ini telah menjadi saksi sejarah panjang Kota Cirebon sejak abad 13 hingga sekarang, mulai dari terbentuknya Kesultanan Cirebon hingga terbagi menjadi empat kepemimpinan seperti sekarang. Sejarah tersebut dapat terceritakan kembali secara detail saat kita mengunjungi setiap keraton yang terdapat di Cirebon. Setiap situs yang tertinggal di keraton-keraton ini memiliki falsafah yang luhur yang (semestinya) mampu menjadi potensi filosofis sebuah kota untuk maju dan berkembang
Dari ke empat keraton tersebut, salah satu yang terbesar adalah keraton kasepuhan, keraton ini terletak di salah satu sudut kota ini, kasepuhan memiliki wilayah kekeratonan yang terluas, wilayah Baluarti kekeratonannya mencapai lebih dari 10 Ha. Lazimnya sebuah keraton di Pulau Jawa, keraton ini terletak di selatan alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di barat alun-alun.
Keraton Kasepuhan (Doc Probadi)
Namun sering perkembangan perkotaan yang semakin tidak terkendali semestinya pemerintah daerah dapat membatasi dengan perencanaan dan turut mendasarkan perkembangan beberapa bagian wilayah kota pada studi sejarah dari masa Kesultanan Cirebon hingga menjadi Kota Cirebon seperti sekarang. Nantinya kekuatan-keuatan internal kota seperti keraton ini diharapkan bisa menjadi potensi wisata sejarah yang mampu menjadi alur untuk membawa pengembangan fisik Kota Cirebon menjadi objek wisata budaya yang bukan hanya dikenal oleh kalangan lokal tapi juga kalangan interlokal
