Mohon tunggu...
Anggiani Wisda
Anggiani Wisda Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya membagikan apa yang saya baca, saya tonton, dan saya lihat, yang menginspirasi saya, sehingga dapat dibaca dan menginspirasi kembali. Sebab hal baik, tentu saja harus diteruskan secara estafet. 😉

Everything You Can Imagine Is REAL!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bursa Transfer Virus Mutasi

4 Januari 2021   23:57 Diperbarui: 5 Januari 2021   00:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Januari 2021 ini muncul pemain baru yang sedang hangat diperbincangkan, kelihaiannya dalam beradaptasi menjadi titik pusat yang terus disorot khalayak dan tentu saja diincar oleh insan kuli tinta. Pemberitaannya sudah tidak lagi dapat dibendung, keturunan corona virus atau yang biasa kita sebut dengan COVID-19 ini adalah bentuk dari virus mutasi. Kecanggihan teknologi yang mengantarnya tersohor hingga ke republik kita.

Dilansir dari Bisnis.com, varian baru dari virus corona ini di temukan di Inggris, dilaporkan virus ini mengandung 23 substitusi nukleotida atau mutasi. Virus dengan label SARS-CoV-2 VOC 202012/01, yang belum lama dilaporkan kepada WHO (World Health Organization), ternyata telah bermutasi, ini telah diidentifikasi melalui pengambilan sample dan pengujian genom di seluruh Inggris. Untuk karakteristik virus mutasi ini sendiri dikatakan bahwa virus ini lebih cepat menginfeksi antar manusia dibandingkan melalui benda-benda yang berada di sekitar, itu artinya virus ini lebih mudah menular ketika sedang berbincang-bincang ataupun bentuk interaksi lain yang mungkin terjadi antar manusia.

Namun menurut Menteri kesehatan Budi Gunanto, sampai saat ini jenis varian baru virus corona ini belum ditemukan di republik kita, atau lebih tepatnya belum diketahui karena belum dilakukannya pengambilan sample dan pengujian genom. Ditengah euforia kerjasama republik kita untuk mendatangkan vaksin, sebagai bentuk angin segar, Budi Gunanto menyampaikan bahwa virus mutasi ini masih bisa terbaca oleh alat tes yang sampai hari ini masih dipakai sebagai sarana menciptakan rasa aman masyarakat yang masih bekerja dan berinteraksi satu dengan yang lainnya, terutama tenaga medis. Vaksin yang akan disebar luas oleh pemerintah ini juga masih dalam standar mampu mengatasi virus mutasi ini.

Melihat kembali kegelisahan masyarakat, kekhawatiran akan adanya virus ini timbul karena dampak yang dibawanya yaitu keterbatasan dalam beraktifitas di luar rumah, bahkan perekonomian dunia juga ikut berdampak, money.kompas.com mengatakan telah terjadi penurunan sebanyak minus 5,32 persen pertumbuhan ekonomi kita sejak agustus 2020. Persoalan berikutnya yang sebenarnya menjadi kegalauan adalah ikut goyahnya pelaku ekonomi paling kecil yaitu keluarga. Perubahan grafik finansial keluarga yang terus merosot akibat dari PHK, pengangguran, dan menurunnya pendapatan menambah drama kemunculan corona virus.

Walaupun pemerintah sudah turun tangan membuat kebijakan untuk membantu perekonomian masyarakat dengan program Prakerja dan bantuan untuk UMKM contohnya, namun hal ini tidak mengatasi sepenuhnya kebocoran keuangan keluarga. Melalui kemunculan corona virus ini kita menjadi tahu bahwa ternyata neraca keuangan dari mayoritas keluarga di republik kita ini memang belum sesuai dengan yang seharusnya, atau belum mencapai ideal. Jangankan mengetahui kebutuhan memiliki dana darurat, asuransi, investasi, atau bahkan tabungan yang likuid, bisa jadi rata-rata dari keluarga direpublik ini menggunakan upah atau pendapatannya untuk hidup di hari ini dan untuk besok terserah sama apa yang akan terjadi hari esok. Miris memang, namun inilah kenyataan pahit yang harus ditelan bulat-bulat.

 Dalam siklus perekonomian negara, masyarakat di republik ini adalah aset paling besar yang dijaga oleh republik ini, itulah kenapa negara berusaha keras melakukan segala upaya untuk mengatasi pandemi ini. Namun terlepas dari upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah, ada hal penting yang masing-masing dari kita perlu lakukan, yaitu transfer pemain.

Kepala keluarga sebagai striker tidak bisa dibiarkan berjuang sendirian dalam liga ini, ia harus di bantu oleh bek kanan dan kiri yang siap melakukan perbantuan. Tentu melakukan ini saja juga belum cukup, formasi yang dipilih juga sudah semestinya didiskusikan dengan matang, namun sayangnya pembelajaran finansial seperti ini tidak pernah diajarkan di bangku sekolahan. Sehingga inilah PR penting bagi petinggi republik untuk dipertimbangkan. Semoga virus ajaib yang muncul dan mudah sekali beradaptasi ini membuat kita belajar untuk kembali menata diri sebagai insan, sebagai individu, dan sebagai aset penting milik negara, untuk berbenah, bertransfer menjadi sumber daya yang kuat dan mudah beradaptasi dengan segala kondisi yang mungkin terjadi di tahun-tahun selanjutnya. Satu lagi yang terpenting selain menjaga kesehatan diri adalah mulai belajar menjaga kesehatan ekonomi keluarga masing-masing (titik dua bintang).Ang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun