Perasaan aneh yang entah datang darimana kini mengisi seluruh waktu libur akhir tahun ku. Beberapa hari ini, hujan juga selalu menemani atau bahkan menganggu warga bumi, pagi, siang, malam, tanpa mau berhenti berjatuhan. Perasaan aneh itu terus mengganggu bahkan hingga menghambat list kegiatan yang sudah ku susun sebelumnya. Perasaan ini tidak asing bagiku, namun juga terhitung asing selama ini. Dia sering datang, sering sekali, sayang hadirnya tidak bisa dijelaskan mengapa dan bagaimana. Kuputuskan untuk menuliskan seluruh kata yang kupendam pada blog menulis pribadiku. Dengan begini aku akan merasa lega dan perasaan aneh itu hilang, tapi nyatanya tidak ada bedanya dengan sebelumnya.Â
Perasaan aneh ini semakin lama semakin menyesakkan dan rasanya dia memojokkan ku untuk cepat - cepat dijelaskan kehadirannya. Selama ini aku selalu menghindar, menyampingkannya dengan kesibukan ku, yang sekarang mengakibatkan pertanyaan besar mengahantui hari liburku. Liburan tahun ini jauh menjadi lebih membosankan dari pada tahun sebelumnya, semuanya karena perasaan itu, dia selalu menggangguku!.Â
Waktu ku bersama hujan dan kenangan juga hilang karena dia, egois mengisi seluruh celah pikiranku. Ketika berinteraksi dengan teman bahkan keluarga dia juga masih saja mengahantui, membuat ku tidur larut malam, melamun ditengah berisiknya suara kendaraan yang sedang mendaki tanjakan disebelah ku [suara dengkuran adik], bisa saja hantu dikamarku juga ikut memperhatikan. Penyelesaian mengenai perasaan aneh ini seribukali lebih sulit daripada soal logaritma, logaritma saja sudah membuat kewalahan.Â
Waktu terus berjalan, berganti dan berganti, aku semakin berusaha melawan, menyibukkan diri dengan menonton serial drama, pergi kerumah nenek untuk bermain dengan saudara, karaoke, memasak, memang aku merasa terisi dan bahagia diwaktu itu namun akhirnya ketika aku berada dikamar dengan tertutupnya pintu dan jendela, perasaan itu kembali menemaniku. Bingung, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?.Â
Selama ini aku tidak pernah behenti memikirkannya, berharap kedepannya akan ada jawaban atas pertanyaan ku. Aku juga tidak pernah berhenti berusaha untuk mengerti tentangnya, namun dia selalu saja mengganggu waktuku, menghabiskan waktu ku untuk terus memikirkannya. Hingga pada akhirnya aku mulai tidak mengerti seluruh perasaan yang aku rasakan, semuanya terasa biasa - biasa saja, normal, tanpa harapan. Bahagia, sedih, kecewa, pun aku sudah lupa bagaimana.Â
Sampai akhirnya aku menyadari bahwa usaha ku selama ini ibarat satu keping gula pada sebuah teh tawar, mau di aduk sejutakali pun tidak akan pernah teh itu berubah menjadi manis. Setelah mengalami peristiwa yang selalu buntu arah, perasaan kecewa kepada diri sendiri, hadir menyadarkanku. Entah aku harus bahagia atau sedih, selama ini aku kesulitan mengerti soal apa yang kurasakan dan sekarang aku bertemu dengan 'perasaan" yang selama ini asing bagiku, namun kecewa kan perasaan sedih.Â
Sedih?, aku mengerti sekarang. Perlahan aku bertemu dengan perasaan lainnya, bahagia, terharu, marah. Aku mulai kembali seperti sebelumnya, aku dapat memahami diriku sendiri, aku merasa aku sudah berkembang dan menjadi lebih baik. Tapi dia kembali datang setelah berbulan - bulan tidak menyapaku, dia, dia yang selama ini menyebabkan aku terpuruk sendirian, dia yang enggan pergi dari kehidupanku, dia yang egois terus ingin melekat membuatku semakin merana, rasa sepi itu, dia perasaan aneh yang selama ini tidak pernah aku mengerti, sepi yang membuat ku tidak menghargai waktu, dia penyebabnya.Â
Pertanyaan terus muncul dikepala ku, mengapa aku masih merasakan sepi ditengah banyak orang baik disekitarku, mengapa aku masih merasa sepi ditengah kepadatan kegiatan ku, aku harus bertanya dengan siapa?, aku harus bersandar dengan siapa?, aku harus berbicara dengan siapa mengenainya?. Memikirkannya benar - benar menguras waktu dan pikiran, rasa kecewa pada diri ku sendiri bertambah semakin besar karena sampai sekarang tidak pernah bisa memahami itu semua, aku kecewa dengan diku sendiri!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI