Mohon tunggu...
giwang dinar
giwang dinar Mohon Tunggu... Lainnya - halo!

semoga apa yang saya tulis dapat mendeskripsikan siapa saya dan apa yang saya rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cangkang Kosong

31 Agustus 2022   19:32 Diperbarui: 3 September 2022   16:12 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki fase hidup yang tergolong sama, pernah saling merasa, pernah saling mengalami, namun yang membedakannya adalah nasib tiap orangnya. 

Beberapa bernasib buruk, sedikit bernasib baik. Menjali hidup seperti menyelam di sebuah lautan yang memiliki ribuan rahasia yang tak tergapai, luntang-luntung mengikuti arus hidup yang selalu membuat naik turun tak karuan. 

Dan beruntung mereka menemukan sebuah harapan. Harapan baik yang selalu dibayangkan tiap hari, tiap detik tidak terlupakan, menjadi angan-angan sekaligus cita-cita yang membuat mereka bertahan. 

Namun sayang nasib memang tak seindah harapan, banyak yang berakhir buruk menjalani apa yang sebenarnya tidak mereka inginkan, sehingga timbul rasa berat hati dan kekecewaan. 

Kadang dapat menimbulkan keterpurukan berkepanjangan. 

Lalu sebenarnya apakah kita boleh berharap? 

Saya tidak tahu, sebab saya juga sering dikecewakan oleh harapan saya sendiri dan menimbulkan sunyi yang terus merangkul keseharian saya. 

Lalu apakah seharusnya tidak usah berharap pada segalanya? 

Selama saya menerapkan hal ini, saya tidak pernah merasa kecewa pada apapun. Namun datang kembali seseorang yang bernama sunyi pada kehidupan saya, dengan varian baru yang terus beriringan dengan segala aktivitas yang saya lakukan. 

Hari terus berjalan, segala kegiatan berjalan dengan normal, namun seperti sebuah cangkang keong yang entah isinya pergi kemana, menjalani dengan raga namun hatinya entah merasakan apa. Buta akan makna, buta akan rasa, yang dirasa hanyalah perasaan menyiksa, jauh lebih menyiksa dari kecewan terhadap harapan. 

Kesana kemari mencari sebuah jawaban, meminta bantuan orang lain, semuanya berakhir sama. Hanya membuang waktu dan mengisi kekosongan yang tidak mempan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun