Mohon tunggu...
Gita Dewi
Gita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nothing to say, just write

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Madrasah di "Gunung Berawan"

13 Januari 2022   09:02 Diperbarui: 13 Januari 2022   09:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kalian berjalan ke arah selatan dari Terminal Giwangan, sejauh kira-kira 14 kilometer, kalian akan menemukan wisata sejarah yang jadi objek wisata yang cukup ramai. Yap! Itu adalah Makam Raja Imogiri. Makam Raja Imogiri adalah pemakaman raja di atas bukit. Makam raja Imogiri dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung.  

Nama ini tentu sudah sering kita dengar di pelajaran sejarah ya. Sultan Agung adalah penguasa kerajaan Mataram Islam.  Imogiri sendiri berasal dari kata ima atau hima (berawan atau awan yang meliputi gunung) dan giri (gunung), sehingga mengandung arti dan makna "gunung berawan atau gunung tinggi"(PJ. Zoetmulder).

Di Imogiri inilah berdiri sebuah madrasah negeri yang banyak diminati pencari ilmu. Setiap pagi, saat kabut mulai romantis menunjukkan pesonanya, akan tampak anak-anak pondok yang berjalan menuju sebuah madrasah. Imogiri ini memang terkenal banyak berdiri pondok. Mayoritas anak pondok ini bersekolah di madrasah. 

Yak, mereka berjalan menuju Matsaga Bantul. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Bantul. Madrasah negeri satu-satunya yang ada di Imogiri ini ternyata sering menjadi bahan perbincangan emak-emak yang anaknya sudah menjelang masuk sekolah menengah,

Saya sih tidak heran kalau madrasah ini banyak dicari dan diminati serta menjadi rebutan hati para emak-emak dan anak-anaknya. Kenapa? Tentu saja karena ada hal yang menarik hati ya :D. 

Konon kata beberapa orangtua yang menyekolahkan anaknya di madrasah ini karena ingin anaknya pandai mendapat ilmu pengetahuan, juga ingin anaknya mempunyai ilmu agama. Ada pula yang ingin masuk kelas tahfidz dan memperdalamnya. Dan masih banyak alasan-alasan lainnya. Penasaran? Akan saya bahas di postingan kapan-kapan :D. Selamat berpenasaran ria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun