Saat berdonor darah di masa pandemi Covid-19 pada awal April 2o2o lalu, ada hal yang selalu teringat, setelah mendengar dari cerita tim medis yang melaksanakan donor darah dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Blora. Â Betapa tidak ditengah pandemi, stok darah menjadi hal yang sulit.Â
Lantaran saat pandemik Covid-19 menjalar seantero nusantara, banyak yang tidak menyadari kalau persediaan darah di Kabupaten/Kota lamban laun mulai menipis. Banyak orang yang mau berdonor menjadi takut terjadi sesuatu, khususnya terkena Covid-19. tempat donor darah di Kantor Unit Donor Darah  (UDD) Palang Merah Indonesia menjadi sepi, tidak banyak yang berdoro. Padahal sebelumnya tiap hari yang berdonor darah selalu ada. Termasuk donor darah yang dilakukan masal.
Petugas tersebut cerita kalau pernah mendapatkan telepon dari rekannya sesama pegawai unit donor darah dari Kabupaten tetangga Blora yang berada di Provinsi Jawa Timur, tepatnya Ngawi.Â
Stok darah golongan tertentu habis, dan meminta kepadanya kalau ada stok berlebih. Tetapi karena saat itu stok juga menipis, maka belum berani menjanjikan akan membantu memberikan kantung darah. tapi tidak banyak dan untuk jaga-jaga, tetapi jika ternyata sangat membutuhkan dia mempersilahkan mengambilnya di Blora.
Sejak Corona hadir, sejumlah permintaan donor darah banyak yang dibatalkan, satu alasan mereka takut akan Corona. Â Dirinya dan PMI Blora juga tidak bisa berbuat apa-apa dan memaksa. Biasa ada yang datang ke Kantor untuk donor, sekarang sudah tidak ada lagi.Â
Diakhir perbincangannya berapapun orang yang akan donor darah maka akan didatangi, itu semata-mata untuk menjaga stok darah yang ada. Dirinya juga senang saat  Bawaslu Kabupaten Blora  melakukan aksi donor darah serentak di tanggal 9 April lalu. Bisa menjaga stok darah yang ada. Bahkan dipastikan aman.
Miris rasanya mendengar apa yang diceritakan, sebelum saya menyumbangkan darah untuk yang ke-21 kalinya. Saya lantas membayangkan itu juga terjadi pada Kabupaten lain, tentu akan sangat merepotkan. Ada yang baru pertama kalinya ada juga yang sangat takut akan jarum donor yang cukup besar. Rasanya menjadi pengalaman tersendiri bagi rekan-rekan yang baru pertama kali merasakan tusukan jarum donor.
Memang selalu ada ruang lain untuk bergerak ditengah merebaknya pandemi Covid-19 yang melanda semesta ini. Â Tetapi upaya bersama-sama melawan Corona merupakan salah satu pengejawantahan menjaga kedaulatan Negara dan keselamatan sesama. Â Ada sejumlah lembaga, kelompok masyarakat bersama-sama memberikan sumbangsih sesuai dengan apa yang mereka minati. Maka ada yang melakukan penyemprotan desinfektan, membagikan handsanitazer, masker atau Alat Pelindung DIri.Â
Apa yang dilakukan oleh Bawaslu dengan darah menjadi oase untuk keberlanjutan hidup. Namun kali ini bergerak dalam ranah kemanusiaan membangun solidaritas untuk negeri. Caranya dengan ber-Donor Darah dan Bhakti Sosial kepada masyarakat yang terdampak langsung kebijakan Pemerintah akibat pandemi Covid-19 ini.
Dua kegiatan itu memang pas dengan tema yang diusung untuk memperingati 12 Tahun Bawaslu, "Bangun Solidaritas Kebangsaan Melawan Covid-19". Aksi donor darah dan bhakti sosial dilakukan serentak pada 9 April 2020 lalu. Sejatinya itu merupakan peneguhan rasa bahwa Bawaslu tidak hanya memikirkan urusan kepemiluan semata. Tetapi keselamatan masyarakat semuanya.Â
Donor darah sejatinya juga bentuk solidaritas sekaligus membangun rasa sosial, kemanusiaan dan cinta kepada sesama. Yaa...donor darah bisa membangun ruang cinta. Kita mau menyumbahkan darah jika tidak memiliki rasa cinta tentu akan sulit melakukannya. Ruang cinta akan membuat bangsa menjadi lebih baik, Bawaslu juga menjadi lebih membumi dan kuat. Hari esok menjadi lebih cerah khususnya kepada Bawaslu.