Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya (IMPALA UB) akan melakukan kegiatan pengembaraan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Gili Iyang, tepatnya pada tanggal 8-17 Juli 2024. Pulau ini jauh dari perkotaan dan meskipun dikenal sebagai pulau dengan kandungan oksigen yang tinggi tetapi ternyata pulau ini masih bergelut terkait isu sampah.
"Salah satu permasalahan di Pulau Gili Iyang, yaitu terkait dengan sampah. Di sini sampah dibakar karena tidak adanya pengelolaan sampah dan jika terdapat pengelolaan sampah, saya merasa masyarakat akan lebih aktif untuk mengumpulkan sampah. Masyarakat hanya memiliki konsep pengelolaan sampah saja, tetapi tidak dilaksanakan", ujar Pak Ahyak selaku Ketua Pokdarwis Pulau Gili Iyang.
ecobrick. Pada tanggal 9 Juni 2024, IMPALA UB melakukan kegiatan workshop ecobrick yang dibawakan oleh Mbak Rere. "Ecobrick adalah botol plastik yang diisi secara padat dengan sampah non biologis, yakni plastik. Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Ecobrick menjadi cara lain untuk mengatasi sampah tersebut selain mengirimnya ke pembuangan akhir", ujar Mbak Rere. Dengan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan dapat membantu masyarakat Pulau Gili Iyang dalam manajemen sampah.
Untuk menanggulangi masalah sampah di Pulau Gili Iyang, IMPALA UB akan melakukan beberapa metode, salah satunya metodeBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H