Mohon tunggu...
Gibran Ramadani
Gibran Ramadani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN KHAS Jember

menulislah agar kau dikenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan dalam Hadist Kullu Mauludin Yuladu ala Fitrah

29 Mei 2023   11:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:33 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

: : "

     Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "manusia diberikan fitrah sejak lahir, lalu kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.Seperti binatang buas menghasilkan binatang buas, apakah Anda melihatnya ada kesulitan pada dirinya?

Kesetaraan sebuah prinsip yang sangat penting dalam agama Islam, di mana semua manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan Allah. Dalam artikel opini tentang kesetaraan ini, hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah memiliki relevansi yang signifikan dan patut untuk dijadikan landasan. 

Hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah  mengajarkan kita bahwa setiap anak yang dilahirkan itu terlahir dalam keadaan fitrah, yaitu keadaan yang suci dan murni tanpa dosa, seperti itulah makna teks dalam hadist Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah. namun kurang rasanya bagi kita jika kita tidak mengkaji hadist ini lebih dalam dengan memasukkan semua unsur kesetaraan yang ada didunia ini. Dalam artikel opini hadist Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah, kita akan menjelajahi makna dan implikasi kesetaraan dalam hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah lebih spesifik dan mendalam.

Hadist Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah  merujuk pada pernyataan Rasulullah Muhammad SAW. yang berbunyi, "manusia diberikan fitrah sejak lahir, lalu kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.Seperti binatang buas menghasilkan binatang buas, apakah Anda melihatnya ada kesulitan pada dirinya?.

Hadis ini menekankan bahwa setiap individu dilahirkan dengan kecenderungan alami yang baik, dalam keadaan yang murni dan bebas dari dosa. Dengan demikian, hadis ini menegaskan kesetaraan semua manusia dalam fitrah mereka yang asli. Kesetaraan dalam Pandangan ALlah SWT

Hadis ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal fitrah atau nilai intrinsik antara individu-individu yang dilahirkan. Semua manusia itu memiliki kesamaan hak dan kecenderungan bawaan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Tuhan, semua manusia dianggap sama dan memiliki nilai yang setara dimata tuhan  tanpa memandang perbedaan suku, ras, warna kulit, atau status sosial. Dalam konteks ini, Islam mendorong penghormatan dan perlakuan yang adil terhadap semua individu tanpa diskriminasi.

Prinsip kesetaraan dalam Islam juga melibatkan keberadaan toleransi dan menjaga harmoni dalam hubungan antarindividu. Allah dalam Al-Quran (QS Al-Maidah [5]:13) memerintahkan agar kita bersikap toleran terhadap kesalahan yang tidak signifikan. Rasulullah juga memberikan contoh praktis dalam menjaga harmoni kehidupan dengan menghargai kesetaraan hak orang lain. Hal ini tercermin dalam berbagai hadis yang mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan sikap saling menghormati.

yang mana pada intinya adalah Hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah mengajarkan nilai kesetaraan dalam agama Islam. Pernyataan bahwa setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya menegaskan bahwa semua manusia memiliki hak, nilai, dan kecenderungan bawaan yang sama di hadapan Allah. Implikasi kesetaraan dalam hadis ini mencakup perlakuan yang adil dan hormat terhadap semua individu, tanpa memandang perbedaan suku, ras, warna kulit, atau status sosial

Kesetaraan sebuah prinsip yang sangat penting dalam agama Islam, di mana semua manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan Allah. Dalam artikel opini tentang kesetaraan ini, hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah memiliki relevansi yang signifikan dan patut untuk dijadikan landasan. Hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah  mengajarkan kita bahwa setiap anak yang dilahirkan itu terlahir dalam keadaan fitrah, yaitu keadaan yang suci dan murni tanpa dosa, seperti itulah makna teks dalam hadist Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah. namun kurang rasanya bagi kita jika kita tidak mengkaji hadist ini lebih dalam dengan memasukkan semua unsur kesetaraan yang ada didunia ini. 

Dalam artikel opini hadist Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah, kita akan menjelajahi makna dan implikasi kesetaraan dalam hadis Kullu Mauludin Yuuladu Ala Fitrah lebih spesifik dan mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun