Yang berikutnya adalah unsur intrinsik yaitu sudut pandang didalam hikayat dan cerita pendek ini menggunakan sudutpandang orang ketiga serba tahu karena yang dipakai adalah kata ganti orang ke 3 ataupun nama tokoh itu sendiri. Penggalannya adalah “ia melihat jalan tembusan itu.ia melewati tembusan itu dan akhirnya setelah 10 menit ia sampai.ia di tanya oleh anak buaya itu…..” dan “…seperti biasa,Hang Tuah membelah kayu untukpersediaan…”
Yang berikutnya adalah gaya bahasa. Jika anda memperhatikan dengan seksama, gaya bahasa yang digunakan didalam cerpen maupun hikayat sangat berbeda. Pada hikayat ditemukan kalimat-kalimat seperti “Gemparlah negri Bintan itu dan terjadi kekacauan dimana-mana” penggalan tersebut adalah bahasa melayu. Jika di cerpen kita tidak bias menemukan penggalan seperti tadi, tetapi kita dapat menemukan kalimat seperti “Karena terburu buru hang tuan tidak melihat jalan tembusan terdekat untuk sampai di gunung tersebut” jika dilihat kedua penggalan menguuunakan gaya bahasa yang berbeda. Hikayat menggunakan kalimat kalimat yang sedikit bertele-tele dan sulit dimengerti, serta bahasa yang digunakan, sulit untuk dimengerti, sedangkan cerpen menggunakan bahasa bahasa yang mudah dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H