Mohon tunggu...
Giat Unnes Kel Kaligangsa
Giat Unnes Kel Kaligangsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN UNNES GIAT 9 Kaligangsa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN UNNES Ikut Berpartisipasi dan Memeriahkan Acara Gelar Seni Serta Pengajian dalam Tradisi Sedekah Bumi bersama Masyarakat Kaligangsa

11 Agustus 2024   09:00 Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:04 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis, 1 Agustus 2024, Tradisi Sedekah bumi yang diadakan oleh Pemerintahan Kelurahan Kaligangsa dan panitia yang diketuai oleh bapak Sugiharto dilaksanakan sukses dengan banyaknya antusias warga yang ikut memeriahkan. Sedekah bumi merupakan kegiatan tahunan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas bumi yang telah menghasilkan segala hal berupa hasil bumi, yang dilaksanakan disekitar makam Mbah Bapang yang merupakan leluhur pencetus  Kaligangsa yang merupakan salah satu prajurit Angling Dharma. Tradisi ini biasa didakan dibulan suro yang bertepatan juga dengan HUT RI ke-79 yang diselengarakan selama dua hari dengan beberapa rangkain acara.

(Tahlilan Bersama di Makam Mbah Bapang dihadiri oleh Nyi Hj. Khurmah Munawaroh, M.Pd dari Brebes/KKN UNNES)
(Tahlilan Bersama di Makam Mbah Bapang dihadiri oleh Nyi Hj. Khurmah Munawaroh, M.Pd dari Brebes/KKN UNNES)
Rangkaian Tradisi Sedekah bumi dibuka dengan Tahlilan di sekitar makam Mbah Bapang yang dilakukan setelah melaksanakan solat isya yang  dihadiri oleh mahasiswa KKN Unnes, tokoh masyarakat dan masyarakat. Acara ini bertujuan sebagai pembuka dan meminta kelancaran segala rangkaian tradisi Sedekah bumi yang akan dilaksanakan selama beberapa hari yang dimulai dengan tahlilan sampai dengan penutupan.Pada hari Jumat, 2 Agustus 2024 Panitia dengan dibantu Mahasiswa KKN UNNES melaksanakan Pengajian setelah melaksanakan salat isya, pengajian ini dihadiri oleh Nyi Hj. Khurmah Munawaroh, M.Pd dari Brebes, Pengajian ini mendapat antusias seluruh warga kelurahan Kaligangsa yang memenuhi seluruh area pengajian yang bertempat disekitar makam Mbah Bapang.


Pada keesokan harinya merupakan puncak dari tradisi Sedekah bumi yaitu Kirab yang dimulai dari Masjid Al-Izzah Kaligangsa, Mahasiswa KKN Unnes dan Panitia turut serta dalam memeriahkan kirab dengan menampilkan penampilan Hadrah. Selain Hadrah, terdapat Lokal Gunungan yang dibawa merupakan simbol bumi yang berisi buah-buahan seperti; nanas, salak, apel, pisang, jeruk, mangga, manggis dan sayur-sayuran yang berbentuk panjang memiliki arti umur yang panjang. Selain itu juga ada tanaman padi dan singkong yang melambangkan sebagai makanan pokok. Lokal Gulungan ini diarak dan nantinya akan diperebutkan oleh warga, warga percaya bahwa gunungan yang diarak akan memberikan berkah tersendiri. Adapun tempat terakhir dari kirab yaitu disekitar makam Mbah Bapang, setelah kirab selesai dilanjutkan dengan sambutan dari beberapa tokoh masyarakat, dan pak camat Margadana.

(Pembagian Air Kesucen Penolak Bala/KKN UNNES)
(Pembagian Air Kesucen Penolak Bala/KKN UNNES)
Pagelaran ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, lurah kaligangsa, serta camat Margadana. Pak camat dalam sambutannya mengatakan bahwa acara sedekah bumi merupakan salah satu tradisi yang ada sampai dengan sekarang yang sudah dilaksanakan di beberapa kelurahan salah satunya di Kaligangsa ini. Setelah sambutan dilanjutkan dengan pagelaran seni yaitu wayang golek oleh dalang Ki Tarmono, pagelaran wayang golek khas Tegal ini menampilkan kisah legenda bumi loka. Selanjutnya, doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Abdurrazaq, dan sebagai penutup dari kirab ini yaitu memperebutkan air kesucen atau tolak bala yang telah didoakan oleh Ki Tarmono yang dipercaya apabila terdapat niatan baik, akan menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat.

(Pertunjukan Wayang Golek oleh Dalang Ki Tarmono/KKN UNNES)
(Pertunjukan Wayang Golek oleh Dalang Ki Tarmono/KKN UNNES)
Dan pada malam hari, setelah salat isya sebagai hiburan berupa lanjutan dengan pagelaran seni wayang golet dan diselingi dengan hiburan musik campur sari. Pagelaran seni wayang golek pada malam hari berbeda, cerita yang ditampilkan diselingi dengan cerita lucu. Pagelaran ini berlangsung sampai dengan pagi hari, akan tetapi warga tetap antusias menyaksikan pagelaran ini sampai dengan selesai.Harapannya Tradisi Sedekah Bumi dapat dilaksanakan setiap tahunnya, selain untuk melestarikan budaya khususnya budaya wayang golek khas Tegal secara turun temurun, tradisi ini dapat mempererat kebersamaan antar warga. Warga berharap juga tradisi ini juga dapat memberikan berkah tersendiri bagi kelurahan Kaligangsa untuk kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun