Mohon tunggu...
Astrie EkaRiandhini
Astrie EkaRiandhini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNNES

Saya adalah seseorang yang gemar membaca sebuah literasi digital tentang apapun itu,hobi saya jajan yang bikin candu, saya anak tunggal perempuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 Mengenal Warisan Budaya dan Mengembangkan Teknologi pada Karawitan Condong Roso di Dukuh Karang Joho, Desa Krajan

12 Agustus 2024   15:00 Diperbarui: 12 Agustus 2024   15:25 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan Karawitan Condong Roso 

Sukoharjo - Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, seni tradisional sering kali tersingkir dan terlupakan. Namun, di Dukuh Karang Joho, Desa Krajan, seni karawitan tetap hidup dan berkembang. Karawitan, seni musik tradisional Jawa yang menggabungkan gamelan dan vokal, memainkan peran penting dalam menjaga serta mengekspresikan nilai-nilai budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa. Kelompok Karawitan Condong Roso menjadi salah satu penjaga tradisi Jawa yang masih bertahan hingga kini dengan dedikasi luar biasa dalam melestarikan warisan budaya nenek moyang.

Sejarah Singkat Karawitan Condong Roso

Kelompok Karawitan Condong Roso berdiri sejak 18 Juli 2017 oleh Bapak Sriyanto sebagai pendiri yang memiliki kecintaan mendalam terhadap seni musik tradisional Jawa. Nama "Condong Roso" diambil dari bahasa Jawa yang berarti "condong hati" atau "keinginan hati yang kuat". Ini mencerminkan semangat para anggotanya untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa melalui musik gamelan.

Keunikan Karawitan Condong Roso

Karawitan Condong Roso dikenal karena kemampuannya menyajikan gending-gending klasik Jawa dengan sangat mendalam dan penuh penghayatan. Condong Roso menggabungkan tradisi dengan inovasi, menciptakan aransemen musik yang tetap berakar pada tradisi namun relevan dengan perkembangan zaman. Beberapa lagu dangdut modern juga telah mereka aransemen agar sesuai dengan dentingan gamelan. Hal ini menjadi menarik karena biasanya karawitan berfokus pada lagu-lagu Jawa yang sudah ada cukup lama dan kurang menarik bagi generasi muda.

Kegiatan Rutin, Kontribusi Sosial, dan Pengembangan Teknologi

Tidak hanya tampil dalam berbagai acara budaya dan upacara adat, Condong Roso juga aktif dalam kegiatan sosial. Mereka rutin menggelar latihan bersama di sanggar yang diikuti oleh warga dari kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu. Ini menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa seni karawitan tetap hidup dan diwariskan kepada generasi muda.

Selain itu, kelompok Karawitan Condong Roso mendapat bantuan dari mahasiswa KKN UNNES Giat 9 dalam mengembangkan teknologi untuk mendukung pelestarian dan penyebarluasan seni karawitan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah penerapan teknologi live streaming, di mana pertunjukan Karawitan Condong Roso dapat disaksikan secara langsung oleh masyarakat luas melalui platform digital. Ini tidak hanya memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi untuk lebih mengenal dan mencintai seni tradisional Jawa.

Tantangan dan Harapan

Meski demikian, kelompok Karawitan Condong Roso menghadapi berbagai tantangan, seperti minimnya regenerasi, terbatasnya akses terhadap sumber daya, dan kurangnya perhatian dari pihak-pihak tertentu. Namun, semangat para anggotanya tidak surut. Mereka terus berjuang untuk mempertahankan seni karawitan sebagai identitas budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

"Harapan ke depan, dengan dukungan teknologi dan bantuan dari berbagai pihak, Condong Roso dapat terus berkembang dan mendapatkan lebih banyak perhatian dari masyarakat, terutama generasi muda. Dengan demikian, seni karawitan di Dukuh Karang Joho dapat terus hidup dan menjadi warisan budaya", ujar Bapak Kris, pengurus Karawitan Condong Roso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun