(Selasa, 25 Februari 2025) - Dalam rangka implementasi salah satu Program Kuliah Kerja Nyata, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang GIAT 11 Desa Badran, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, telah berhasil merealisasikan kegiatan pembuatan buket cantik nan unik dari bahan-bahan kreasi.
Kegiatan bertajuk "EcoBloom Creative Bouquet" ini melibatkan ibu-ibu PKK di Dusun Klekor. Antusiasme peserta nampak jelas dari keterlibatan aktif mereka, diperkuat dengan semangat kolaborasi dan partisipasi yang tinggi menunjukkan minatnya dalam mengembangkan keterampilan kreatif yang berpotensi menjadi peluang usaha.
Nama "EcoBloom" sendiri berasal dari kata "Ecological", yang mencerminkan prinsip ramah lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami dan daur ulang. Salah satu bahan utama yang digunakan adalah kulit jagung (klobot), karena di Desa Badran unggul dalam sektor pertanian. Limbah sisa panen ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi limbah pertanian sekaligus memberikan nilai estetika alami. Selain itu, sebagai bahan pendukung lainnya, kami memilih Pipe Cleaner (kawat bulu) karena fleksibel, mudah dibentuk, dan memiliki warna menarik, sehingga dapat menambah daya tarik visual pada buket yang dihasilkan. Oleh karena itu, tujuan pemilihan bahan isian buket ini mengutamakan pemanfaatan dan keberlanjutan sumber daya lokal.
Mahasiswa UNNES GIAT 11 sebagai penyelenggara kegiatan, membuka acara dalam sesi pertama yang diawali dengan memberikan pengantar dan penyampaian materi singkat mengenai hal terkait. Selanjutnya, sesi kedua difokuskan pada pembuatan bahan isian buket, yakni kulit jagung dan kawat bulu yang dibentuk menyerupai bunga. Dalam tahap ini, ibu-ibu PKK dibagi ke dalam tiga kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok mendapat pendampingan dari mahasiswa sebagai fasilitator untuk memberikan tutorial. Setelah selesai, kegiatan berlanjut ke sesi ketiga, yaitu tahap wrapping dan penyempurnaan akhir. Pada sesi ini, para peserta diberi kesempatan untuk merangkai dan membungkus buket sesuai kreativitas mereka. Acara kemudian diakhiri dengan sesi berbagi kesan dan pesan.
"Saya senang bisa ikut serta dalam pelatihan ini. Awalnya saya mengira membuat buket itu sulit, tetapi ternyata saya bisa melakukannya. Hasilnya juga bagus, apalagi dengan inovasi terkini yang memanfaatkan bahan alami di sekitar kita", ujar Ibu Eko, salah satu peserta yang semakin percaya diri.
Seorang ibu muda lainnya pun menyampaikan dengan raut wajah yang tampak puas terhadap hasil buah tangannya, bahwa dirinya ingin mencoba membuat buket lagi di rumah. Oleh karena itu, ia meminta seluruh daftar bahan-bahan yang digunakan agar sewaktu-waktu bisa membuatnya sendiri. Menurutnya buket ini juga memiliki peluang sebagai ide jualan yang menarik dan diminati oleh berbagai kalangan. Modal yang dikeluarkan pun tergolong murah.
"Respon positif yang diungkapkan oleh para peserta tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Selain meningkatkan kekompakkan dan keterampilan, kegiatan ini juga bertujuan guna berdaya bersama wanita agar lebih mandiri secara ekonomi. Kami juga berharap kegiatan seperti ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memanfaatkan bahan ramah lingkungan dalam karya kreatif mereka", tutur Hilda, selaku perwakilan penanggung jawab kegiatan tersebut.
Melihat ibu-ibu PKK yang aktif berdiskusi dan saling membantu selama kegiatan ini menjadi momen yang sangat berkesan, didukung dengan suasana yang kompak dan penuh kebersamaan. Akhirnya, serangkaian kegiatan ditutup dengan foto bersama sebagai dokumentasi dan kenang-kenangan dari kegiatan yang telah terlaksana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI