limbah bonggol jagung, mahasiswa UNNES GIAT 10 Desa Sudimoro, Kabupaten Klaten melaksanakan program sosialisasi dan pelatihan yang bertujuan untuk mengedukasi, melatih, dan mengajak masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual.
Desa Sudimoro, 11 Januari 2025Â - Dalam upaya memanfaatkanDesa Sudimoro terletak di Kecamatan Tulung yang memiliki potensi besar dalam pengelolaan limbah, salah satunya adalah limbah bonggol jagung. Namun hingga saat ini, limbah dari boggol jagung tersebut masih kurang diperhatikan dan kurang dimanfaatkan, sehingga hanya menjadi sampah semata. Melihat potensi tersebut, mahasiswa KKN UNNES GIAT 10 mengadakan sosialisasi sekaligus pelatihan pembuatan hingga penjualan briket berbahan dasar bonggol jagung sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi kami pada awal kegiatan UNNES GIAT 10, kami menemukan temuan bahwa banyak petani jagung yang kurang memperhatikan limbah bonggol jagungnya. Padahal jika bonggol jagung dibiarkan begitu saja tanpa diolah, dapat menimbulkan sejumlah masalah lingkungan dan sosial berupa pencemaran lingkungan, perkembangan hama dan penyakit, pemborosan sumber daya, dan juga masalah estetika. Hal ini kemudian membuat kami merasa harus mengedukasi masyarakat Desa Sudimoro untuk setidaknya memanfaatkan limbah bonggol jagung tersebut sampai menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual.
Program kerja sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket yang berbahan dasar bonggol jagung yang dilaksanakan di Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Sudimoro bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Desa Sudimoro untuk bersama-sama memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi sebuah briket. Adapun manfaat briket berbahan dasar bonggol jagung yang memiliki beberapa keunggulan yaitu antara lain ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah pertanian yang melimpah, kemudian ekonomis dengan biaya produksi yang relatif rendah namun memiliki nilai jual tinggi, kemudian menjadi sebuah energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil, dan juga potensi pasar luas yakni briket dapat digunakan untuk memasak dan pemanasan oleh rumah tangga maupun industri kecil.Â
Sesi pertama pada program sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket ini adalah pemberian materi mengenai pengertian briket, dampak negatif bonggol jagung jika tidak diolah, dan manfaat briket untuk kehidupan. Setelah sesi pemberian materi selesai, sesi kedua yaitu pelatihan pembuatan briket dari bonggol jagung. Pelatihan ini melibatkan masyarakat Desa Sudimoro dengan fokus pada pemberian keterampilan baru yang dapat meningkatkan perekonomian lokal. Pelatihan pembuatan briket dimulai dengan mengumpulkan dan mengeringkan bonggol jagung di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam bonggol jagung. Lalu setelah bonggol jagung kering, dilakukan pengarangan dengan membakar bonggol jagung dalam drum tertutup atau di tempat pembakaran lainnya untuk menghasilkan arang. Proses ini harus diawasi dengan baik agar menghasilkan arang yang berkualitas tinggi. Setelah itu, arang yang sudah jadi lalu dihancurkan menjadi serbuk halus menggunakan alat penggiling sederhana atau dapat ditumbuk manual. Serbuk arang kemudian dicampur dengan perekat alami seperti tepung kanji, hingga membentuk adonan yang rata dan saling menempel. Setelah itu, adonan dicetak menggunakan alat pencetak briket dan dikeringkan hingga keras serta siap untuk digunakan.
Kemudian sesi selanjutnya yaitu pendampingan kepada ibu-ibu PKK dalam pembuatan logo, desain kemasan, dan harga pokok penjualan (HPP) untuk produk briket itu sendiri. Hal ini membuat para peserta cukup antusias dalam menyambut program sosialisasi dan pelatihan ini. Adapun dampak positif yang diharapkan dari pelatihan ini yaitu adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat menjual briket dengan margin keuntungan yang baik, kemudian bonggol jagung yang tadinya menjadi limbah dapat dimanfaatkan dengan optimal, dan mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Harapannya, program ini dapat meningkatkan kesadaran warga untuk lebih memperhatikan dan memanfaatkan limbah-limbah di sekitarnya, salah satunya limbah bonggol jagung yang masih kurang diperhatikan dan dimanfaatkan di Desa Sudimoro. Mahasiswa KKN UNNES GIAT 10 Desa Sudimoro berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi pengelolaan limbah bonggol jagung saja, akan tetapi dapat menjadi awal mula pengembangan usaha mandiri di Desa Sudimoro. Diharapkan juga warga desa mampu memproduksi dan memasarkan briket secara mandiri dan dapat mengubah limbah agraris menjadi produk yang bernilai tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H