Mohon tunggu...
Gia
Gia Mohon Tunggu... Konsultan - One of the 2% INTJ population in the world. Welcome to my random thoughts :)

IG: @giasintha | Podcast: BEDAH OTAK

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Traveling vs Saving

10 November 2016   13:20 Diperbarui: 17 November 2016   14:59 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Written by: Giasinta

“In the end, we only regret the chances we didn’t take.” –Anonymous

"Hidup hanya sekali, nanti menyesal kalau tidak berlibur dan bersenang-senang!"

"Hidup hanya sekali, nanti menyesal kalau tidak mulai menabung untuk masa depan!"

Dua pemikiran yang berbanding terbalik. Dan tentu kita setuju tidak ada satupun yang salah dengan kedua paradigma ini. Ya, mereka adalah si petualang sejati dan si penabung sejati.

Tidak dipungkiri bahwa liburan bisa menjadi salah satu euforian terbaik dalam hidup. Berdasarkan beberapa sumber yang diteliti, para petualang bahkan tidak pernah menyesal menghabiskan uangnya dalam waktu singkat sekedar untuk berlibur. Sayangnya, prinsip si petualang bersifat kontradiksi dengan pemikiran si penabung. Si penabung biasanya berpikir seribu kali dalam mengeluarkan biaya untuk mengkonsumsi jenis euforian yang satu ini, tanpa adanya sistem perencanaan keuangan yang matang.

Tidak sedikit yang mengeneralisasi bahwa orang yang gemar menabung memiliki kecenderungan jarang berlibur dan sebaliknya, orang yang gemar berlibur memiliki tendensi untuk sulit menabung. Sayangnya memang seperti ini stigma yang tumbuh dan menjadi label para penabung dan petualang.

Beruntunglah orang-orang yang sudah berhasil berada di diantaranya, yang mengerti bahwa menabung dan berlibur memiliki nilai yang berbeda. Hanya perlu sedikit perubahan dalam pola pikir konservatif yang dimiliki untuk mencapai tahap ini.

Menurut kacamata si penabung, berlibur hanya seputar menghamburkan uang. Tanpa mereka ketahui, banyak sekali manfaat traveling, baik untuk kesehatan ataupun untuk kehidupan pribadi. Menurut penelitian, berlibur dapat mencegah berbagai penyakit seperti obesitas hingga depresi. Berlibur juga dapat mengistirahatkan otak dari beban masalah sehari-hari atau pekerjan di kantor. Tentunya dengan kesehatan otak yang baik, produktivitas akan mengikuti. Uniknya lagi, menurut penelitian di Marshfield Clinic Research Foundation di Wisconsin, wanita yang setidaknya berlibur sekali dalam setahun, dua kali lipat lebih bahagia dalam menjalani rumah tangga dibanding mereka yang tidak berlibur sama sekali.

Ternyata menjaga keharmonisan dan ‘investasi kesehatan’ melalui berlibur dapat menjadi opsi yang menarik. Dibandingkan dengan nilai yang bisa dicapai, berlibur tidak memiliki sifat yang merugikan. Sepertinya para penabung harus mulai belajar menyisihkan tabungan untuk menikmati hidup.

“Saya berlibur ke luar negeri hampir setiap empat bulan sekali.” Testimoni dengan penuh rasa bangga yang disampaikan oleh seorang pegawai swasta di Jakarta. Ketika ditanya, apakah ada sesuatu yang kurang di hidupnya dia menjawab ‘uncertainty’ atau ketidakpastian. Hal tersebut membuat laki-laki berumur 32 tahun ini mudah merasa tertekan ketika memikirkan masa depannya. Tidak memiliki tabungan yang cukup untuk menikah, terlebih untuk membeli rumah dan investasi hari tua. Kekhawatiran ini sering muncul menggelitik sisi logis pemikirannya yang selalu didominasi oleh keinginan untuk berlibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun