teknologi. Mulai dari membuka mata, manusia akan melihat dan perlahan menggunakan produk teknologi dalam berbagai bentuk. Penggunaan produk teknologi terus dilakukan sepanjang hari hingga mata terpejam. Dengan berbagai kemudahan yang terdapat di dalamnya membuat semua kegiatan manusia terasa ringan. Sehingga membuat banyak orang yang dapat membuka mata dengan penuh semangat dan memejamkan mata dengan perasaan tenang.
Kini, kehidupan manusia tidak terlepas dari kehadiranPernahkah kita bertanya, jika benar teknologi membuat kehidupan terasa mudah mengapa banyak orang yang hingga sekarang kerap kesulitan dalam beraktivitas? Ini bukan perkara gaptek, karena banyak orang yang melek terhadap teknologi mengalami masalah yang sama. Padahal, keberadaan teknologi yang sangat inklusif memungkinkan seseorang untuk mengonversi sesuatu yang terlihat mustahil menjadi sesuatu yang mungkin. Inklusivitas teknologi tersebut meliputi akses informasi, telekomunikasi, kemudahan dan kecanggihan alat, dan lain-lain. Seharusnya beberapa hal tersebut menjadi senjata yang dapat digunakan untuk mengatasi problematika kehidupan.
Mentalitas 'Manusia Gua'
Teringat suatu adegan dalam serial kartun "Spongebob Squarepants" dalam episode yang bertajuk "Wet Painters" terdapat percakapan antara tokoh Spongebob dan Patrick yang sedang mencari cara agar cat yang menempel pada uang kertas milik Tuan Krab dapat dihilangkan. Dihadapkan pada mereka sebuah komputer, lalu Patrick mengatakan "Tunggu, Spongebob. Kita bukan manusia gua. Kita punya teknologi". Tak lama berselang, Patrick membenturkan komputer tersebut ke arah uang kertas yang ternodai cat tersimpan di atas meja.
Tingkah karakter Patrick tersebut merepresentasikan hubungan antara manusia dan teknologi pada saat ini. Peran manusia sebagai subjek diuji kemampuannya untuk menyelesaikan sebuah masalah, dalam hal ini berperan sebagai objek. Teknologi laksana senjata yang akan melepaskan peluru kepada objek yang dituju. Saat ini, banyak manusia sanggup menggunakan teknologi sebagai senjata, namun gagal mengarahkan senjata tersebut kepada objek sasaran secara tepat. Justru, penggunaan senjata berupa teknologi secara gegabah oleh manusia dapat merusak senjata itu sendiri.
Mentalitas manusia sangat menentukan hubungan manusia dan teknologi. Dengan mentalitas yang dimilki seseorang dapat memberikan pengaruh terhadap cara pandang manusia sebagai subjek dalam hubungan ini. Pengaruh mentalitas manusia juga dapat memberikan intuisi dalam memandang objek yang dituju.
Di tengah lajunya arus perkembangan teknologi informasi, lahir sebuah entitas dengan mentalitas manusia gua. Tatkala mendengar kata 'gua', bayangan pikiran tidak jauh dari kehidupan yang primitif. Pesona dunia lama dihiasi oleh bebatuan sebagai media berekspresi. Tentu saja mereka tidak mengenal tatakrama karena hal tersebut belum ditemukan. Konsep manusia yang beradab dengan memiliki nilai etika dan estetika serta berkebudayaan belum ditemukan pada zaman ini. Perhatian mereka hanya tertuju kepada hasrat yang menguasai dirinya.
Mari lihat kebiasaan pelaku pengguna teknologi. Potensi teknologi dalam mendongkrak produktivitas manusia memanglah besar. Walau demikian, ada saja problematika yang masih menghantui mereka. Banyak manusia yang belum mampu menggunakan teknologi secara produktif. Kecanggihan teknologi justru digunakan untuk hal yang sia-sia. Menggenggam gawai dengan waktu berjam-jam namun tidak mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang fundamental. Pengangguran tetap marak, kemiskinan belum teratasi, dan lainnya.
Kecanggihan teknologi dapat menjadi alat eksploitasi guna kepentingan sekelompok manusia tertentu. Propaganda dilancarkan melalui produk teknologi yang bersifat destruktif terhadap manusia maupun lingkungan sekitarnya. Fenomena kerusakan manusia dan lingkungan telah kita saksikan sampai sekarang. Arogansi mereka membuat mereka lupa akan jati dirinya sebagai manusia yang bermoral dan berperikemanusiaan. Kalau seperti itu, apa bedanya 'manusia teknologi' dengan 'manusia gua'?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H