Akhir-akhir ini udara begitu terik dan panas. Rasanya ingin menyantap sesuatu yang segar setiap saat. Seseuatu yang menyejukkan seperti buah-buahan dan sirup dingin. Apalagi kalau melihat buah strawberry yang ranum dan merah. Hmm...saya akan membelinya dan  menyimpannya di kulkas agar dingin. Sorenya akan saya cuci dan potong-potong kemudian dibubuhi gula pasir. Langsung deh disantap. Segar!
Jika dilihat dari khasiatnya, memakan strawberry memberikan pengaruh positif bagi kesehatan seperti untuk mencegah kolesterol tinggi, stroke, diabetes, menghaluskan kulit, dan memperlambat proses penuaan. Namun saya terkejut juga membaca artikel mengenai cara bertani strawberry. Mereka menyemprotkan pestisida di daun agar tanaman tidak terserang hama. Seingat saya buah strawberry tumbuh menjuntai  diantara daun-daun. Tentunya pestisida tersebut akan mengenai buahnya pula. Apalagi kulit buahnya tipis. Apa mungkin pestisida tersebut bisa menyerap kedalam daging buah? Hm,.....apa jadinya jika pestisida tersebut bersarang di dalam tubuh?
Memang benar dengan beberapa saran yang menyebutkan bahwa kita harus mencuci dahulu buah-buahan sebelum kita makan atau kalau bisa mengupas kulitnya agar aman dari bahaya pestisida kimia. Namun bagaimana mengupas kulit strawberry yang begitu tipis? Rasanya sangat memakan waktu.
Jadi bagaimana caranya  kita dapat makan buah favorit ini agar aman dikonsumsi dan memberikan nilai positif bagi kesehatan? Ada solusi yang boleh dipertimbangkan yaitu dengan membeli strawberry yang ditanam secara organik atau secara hidroponik. Mereka menggunakan pupuk dan pestisida alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) untuk menjaga kesuburan dan kesehatan tanaman. Memang harganya lebih mahal namun lebih aman bagi tubuh.
Agar lebih bersih lagi, rendamlah beberapa saat buah strawberry dalam air yang diberi sedikit tetes cuka dan garam untuk mematikan bakteri yang masih bersarang. saringlah strawberry tersebut agar kulitnya tetap bagus. Semoga bermanfaat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H