Sinarnya redup menimpa genteng
Menempel buram di lusuh dinding
Bersandar lemah dan berbaring
Sementara
Di atas tanah merah
Seorang perempuan gontai melangkah
Berjalan sejengkal di atas tanah
Menembus udara basah
Dengan rambut terurai lemah
Sesekali menutupi seluruh wajah
Kadang terseret dan tersangkut didepan lutut sesekali mengganggu langkah kaki, namun dia tak peduli.
Di bawah gundukan tanah basah
Dia melihat sesosok raga
Dengan wajah mencium tanah, dibalut jubah berlumur darah bersama anyir aroma duka
Dalam sunyi dibaliknya wajah itu. Ia terperanjat
Menyaksikan raganya sendiri. dingin terbujur dalam kubur
Ia terpekik, lalu Kabur
sekejap menyelinap di balik pintu pintu
Melayang dirimbun pohon
Lalu hilang dirumit sepenggal sabit
04 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H