Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Horor di Bawah Sabit

4 November 2021   22:24 Diperbarui: 4 November 2021   22:37 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepenggal sabit telah meruncing
Sinarnya redup menimpa genteng
Menempel buram di lusuh dinding
Bersandar lemah dan berbaring

Sementara
Di atas tanah merah
Seorang perempuan gontai melangkah
Berjalan sejengkal di atas tanah
Menembus udara basah
Dengan rambut terurai lemah
Sesekali menutupi seluruh wajah

Kadang terseret dan tersangkut didepan lutut sesekali mengganggu langkah kaki, namun dia tak peduli.

Di bawah gundukan tanah basah
Dia melihat sesosok raga
Dengan wajah mencium tanah, dibalut jubah berlumur darah bersama anyir aroma duka

Dalam sunyi dibaliknya wajah itu. Ia terperanjat
Menyaksikan raganya sendiri. dingin terbujur dalam kubur
Ia terpekik, lalu Kabur
sekejap menyelinap di balik pintu pintu
Melayang dirimbun pohon
Lalu hilang dirumit sepenggal sabit

04 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun