Di meja judi ia taruhkan harapan
ingin merubah takdir tuhan
Ditinggalkannya kampung halaman
Dibuangnya ajaran ajaran
Jiwanya mabuk mereguk gemerlap hiruk pikuk
Tubuhnya ambruk, ditengah pesta pora gemerlap dunia mimpinya terbentur pada kantuk
Sementara seorang ibu
Setiap malam yang berlalu
Diatas tikar berdebu
Dibalik tembok batu
Rentah mengadu
Merapal doa doa penuh rasa rindu
Dalam mimpi sang pemuda. malaikat datang menyapa, menyelinap bersama doa perempuan renta
Di bawah selimut kubah ia terjaga, Jiwanya meronta, mendengar alunan khotbah,
Terbayang cerita surga dan neraka.
Terbayang masa kecilnya
Terbayang kampung halamannya
Terbayang hangat peluk ibunya.
Pagi pagi buta
Di mata yang masih merah
Di dalam dada sang pemuda
Ada penyesalan yang membuncah
Tersandar setelah lelah berlari mengejar dunia fana
Ia menyerah
Ia ingin pulang secepatnya
Meluruskan takdirnya
Menggugurkan dosa dosa
kepada pemilik alam semesta
Ia pasrah
Ia merasa bersalah
Melangkah jauh tanpa restu orang tua demi mengejar kesenangan dunia.
3 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H