Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jaket Biru

19 Oktober 2021   21:32 Diperbarui: 19 Oktober 2021   21:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jaket kecil berwarna biru, tergantung di dinding berpaku, warnanya sedikit pudar dibanding berapa tahun lalu.

Saat kita melangkah, satu toko ke toko pakaian lain, sampai mendapat jaket yang pernah kita janjikan. sengaja kupilihkan yang berbahan tebal dengan penutup kepala, sebagai pelindung tubuh kecilmu dari dingin cuaca hujan dari dingin angin malam, selain juga penghangat badan.

Warna yang sesuai kesukaanmu, biru.
Ganteng nak, aku bilang begitu.
Tergambar tingkah senangmu kala pertama mencobanya. Juga terdengar gelak tawa,
Benar saja ibumu, mengajak swafoto, mengabadikan momen itu.

Saat dingin malam kerap sekali kau kenakan, jaket biru kesayanganmu.

Jaket itu mengingatkanku, tanpa menunggu. Betapa cepat waktu berlalu.
Namun kini warnanya redup seiring waktu. Seiring pertumbuhan usiamu.

Jaket Biru
Biar Kusimpan dalam lemari pakaianku, bersama kenangan manis masa kecilmu.
Dan akan kubuka saat aku merindukan masa itu

19102021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun