Untuk Tuan Demokrasi
Demokrasi
Bak kekasih yang pergi
Nampak, namun tak dapat dimiliki
Terlihat malam hari, namun begitu cepat hilang tersapu cahaya pagi
Jauh pula serupa warna pelangi
Demokrasi,
Kau dongeng yang masih dipercayai,
Kisah tidur anak-anak Yunani
Cleisthenes, Athena, dan Sparta
Ayah dan Negeri tempat lahirmu sendiri kau tinggal pergi
setelah lelah kau hiasi
Ah akhirnya, kau dapat kurasakan! Kunikmati, kusentuh dan kuhirup lembut jasadmu yang wangi
Namun sial, hanya sekedar mimpi!
Demokrasi
Bantu kami dan negeri ini
Kami lari tapi mati
Kami bersuara tapi sepi
Kami bermimpi dan sulit bangun lagi
Tak usah kau bermurah hati
Tapi buatlah negeri ini menjadi berarti
Kaulah harapan kami, kami tak inginkan lagi monarki!
Demokrasi
Berilah ruhmu kepada presiden terpilih kami
Agar yang mati dapat tersenyum kembali
Dan yang hidup tak seperti mati
Tolonglah kami
Membangun indah peradaban
Dibumi pertiwi yang kami cintai
Ghulam M Nayazri
05/07/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H