Mohon tunggu...
ghulammuhammad
ghulammuhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Sebagai seorang ESFJ , Saya adalah seseorang yang hangat hati dan tangan yang mantap yang membuat lingkaran sosial, tempat kerja, dan keluarga Saya berjalan lancar. Kepedulian tulus Saya terhadap orang lain, dipadukan dengan sifat praktis Saya, menjadikan Saya pilar dukungan dalam komunitas mana pun. Saya memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan kebutuhan orang lain dan dorongan kuat untuk memenuhinya, sering kali menempatkan kesejahteraan orang-orang di sekitar Saya di atas kesejahteraan Saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara mengatasi stres di dunia perkuliahan

19 Desember 2024   11:06 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:06 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Cara Mengatasi Stres dalam Perkuliahan

Menghadapi stres adalah hal yang umum bagi mahasiswa selama masa perkuliahan. Beban akademik, tuntutan tugas, tekanan sosial, dan proses penyesuaian dengan lingkungan baru sering kali menjadi faktor pemicu stres. Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan kinerja akademik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memahami cara mengelola stres secara efektif agar tetap produktif dan sehat secara mental.

Beban akademik, yang mencakup ujian berturut-turut, tugas yang menumpuk, dan target nilai yang tinggi, adalah salah satu penyebab utama stres akademik. Manajemen waktu yang kurang efektif juga berperan besar dalam meningkatkan tingkat stres. Ketidakmampuan mengatur waktu belajar, bersosialisasi, dan beristirahat secara seimbang dapat menyebabkan kelelahan mental.

Selain itu, tekanan sosial dari keluarga, teman, dan masyarakat dapat membuat mahasiswa merasa terbebani. Kesulitan keuangan juga menjadi sumber stres, terutama bagi mahasiswa yang harus membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari secara mandiri. Kurangnya dukungan sosial turut memperparah stres, khususnya bagi mahasiswa yang jauh dari keluarga atau tidak memiliki jaringan pertemanan yang kuat.

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat memengaruhi tiga aspek utama dalam kehidupan mahasiswa. Dari sisi fisik, stres dapat memicu gangguan tidur, sakit kepala, kelelahan, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Dari sisi mental dan emosional, stres dapat menyebabkan kecemasan, depresi, mudah marah, dan perasaan putus asa. Dari sisi kinerja akademik, stres dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan memicu kebiasaan menunda pekerjaan (prokrastinasi).

Untuk mengatasi stres, mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Mengelola Waktu Secara Efektif: Membuat jadwal harian atau mingguan adalah langkah penting dalam mengatur waktu belajar, bersosialisasi, dan beristirahat. Gunakan metode manajemen prioritas, seperti metode Eisenhower, untuk menentukan tugas yang harus segera diselesaikan. Hindari kebiasaan menunda pekerjaan dengan menetapkan target harian yang realistis dan dapat dicapai.
  • Menguasai Teknik Relaksasi dan Pengelolaan Emosi: Relaksasi dapat dilakukan melalui pernapasan dalam, meditasi, atau yoga. Latihan ini membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan. Selain itu, mahasiswa perlu memahami cara mengelola emosi dengan mengenali pemicu stres dan menemukan solusinya. Jika merasa terlalu tertekan, bicaralah dengan teman, keluarga, atau konselor kampus.
  • Menerapkan Pola Hidup Sehat: Menjaga pola hidup yang sehat sangat penting untuk mengurangi stres. Tidur yang cukup (6-8 jam setiap malam) meningkatkan konsentrasi dan pemulihan energi. Konsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin dan mineral dan pola makan yang sehat dan seimbang juga membantu kesehatan mental. Olahraga rutin dapat meningkatkan hormon endorfin, yang membantu memperbaiki suasana hati.
  • Membangun Dukungan Sosial: Dukungan sosial dapat diperoleh dengan membangun hubungan baik dengan teman-teman dan dosen. Bergabung dalam organisasi kampus atau komunitas minat khusus memungkinkan mahasiswa memperluas jaringan sosial dan merasa lebih terhubung. Jika Anda menghadapi kesulitan, jangan ragu untuk meminta dukungan dari teman, keluarga, atau layanan konseling di kampus Anda.
  • Mengurangi Mengurangi Penggunaan Media Sosial: Terlalu sering menggunakan media sosial dapat meningkatkan stres, terutama bagi siswa yang membandingkan diri dengan orang lain. Sebaiknya, batasi waktu penggunaan media sosial dan fokus pada pencapaian pribadi. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan dari harapan yang tidak realistis.

Mencari Bantuan Profesional: Jika stres menjadi terlalu besar dan mengganggu aktivitas sehari-hari, carilah bantuan dari psikolog atau konselor kampus. Konseling dapat memberikan dukungan emosional dan membantu menemukan strategi terbaik untuk mengelola stres.

Stres dalam perkuliahan adalah hal yang wajar, tetapi pengelolaannya sangat penting. Mahasiswa dapat mengatasi stres dengan mengelola waktu secara efektif, menerapkan pola hidup sehat, membangun dukungan sosial, dan mengurangi paparan media sosial. Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dengan strategi pengelolaan stres yang tepat, mahasiswa dapat menjalani perkuliahan dengan lebih produktif, sehat, dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun