Mohon tunggu...
Muhammad Ghozi Asyhari
Muhammad Ghozi Asyhari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

hidup sekali, harus berarti.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Perlu Suudzon

3 April 2020   00:29 Diperbarui: 3 April 2020   00:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesi guru itu bukanlah profesi yang gampang. Kita sepakat bahwa seakan-akan guru bertanggung jawab penuh akan perkembangan intelektual dan moral muridnya. Padahal kita ketahui bersama, ada tiga lingkungan belajar siswa, yakni lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Akan sulit tercapai tujuan belajar jika ketiga unsur lingkungan tersebut tidak saling mendukung.

Guru memang dicetak utnuk mengajarkan hal-hal baru kepada muridnya. Sebelum menjadi guru, calon guru diajarkan bagaimana menyampaikan materi kepada muridnya, bagaimana metode yang efektif, bagaimana kondisi psikologis muridnya dan lain sebagainya. Namun patut dijadikan renungan sebagaimana judul artikel ini, bahwa guru perlu suudzon pada murid.

Suudzon kita maknai berprasangka tidak baik. Dalam kontes ini, suudzon guru ditujukan kepada ketidakpahaman murid akan materi yang sudah disampaikan. Bukan berarti guru menganggap muridnya kurang pandai, akan tetapi lebih kepada tanggungjawab dan berhati-hat sebagi seorang guru. 

Suudzon dimaksudkan agar murid benar-benar paham akan materi tersebut. guru yang selalu menganggap muridnya mudah paham, akan cenderung kurang produktif karena tidak ada usah untuk memberi kepahaman pada murid. hal itu akan berdampak besar pada murid. dengan hal itu, suudzon menjadi tawaran solusi.

Suudzon disini sebagai bentuk usaha insaniyah seorang guru yang artinya usaha sebagai manusia untuk memahamkan muridnya. Sehingga tidak menafikan doa sebagai usaha illahiyah, terlebih guru PAI yang kepahaman murid akan materi menjadi hal mutlak karena menyangkut ibadah seorang murid. Dengan demikian, seorang guru akan mengulang-ulang materi hingga tertanam betul pada murid.

 Hal yang perlu diketahui adalah bahwa guru tidak bisa menjamin kepahaman murid, akan tetapi usaha mutlak diperlukan sebagai wujud komitmen akan profesi guru. Kepada calon guru, pastikan bahwa anda menguasai betul metode-metode pembelajaran, psikologi peserta didik, dan hal lain yang mendukung pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun