Kompasiana | Semarang, 26 Januari 2025 -- Musyawarah Wilayah (Muswil) VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah resmi digelar di Patra Hotel & Convention Semarang. Mengangkat tema "Peningkatan Peran LDII sebagai Penggerak Moderasi Beragama di Era Disrupsi", acara ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antarumat beragama, pemerintah, dan masyarakat dalam menjawab tantangan era modern.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama, Dr. M. Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menyampaikan bahwa moderasi beragama harus menjadi jalan tengah di tengah dinamika sosial yang kompleks. "Beragama adalah tentang cinta yang berdampak. Cinta ini harus mampu menghadirkan manfaat, kedamaian, dan solusi konkret bagi masyarakat," tegasnya.
Cinta dan Moderasi: Fondasi Kehidupan Beragama
Menurut Dr. Adib, moderasi beragama tidak hanya berbicara tentang toleransi, tetapi juga transformasi. Ia memaparkan gagasan tentang kurikulum berbasis cinta yang mengajarkan umat untuk mencintai sesama manusia dan lingkungan. "Beragama yang moderat adalah beragama yang melayani, berkorban, dan membawa kesejahteraan," ujarnya.
Selain itu, pendekatan ecotheology atau teologi lingkungan mendapat sorotan. Dr. Adib menekankan bahwa pelestarian alam adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran agama. Program "Satu Juta Pohon" yang melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta kelompok pemuda dan perempuan menjadi contoh nyata upaya mengintegrasikan agama dengan pelestarian lingkungan.
Sinergi Humanisme dan Ekonomi Berkeadilan
Moderasi beragama di era disrupsi juga harus berpijak pada humanisme. "Jika keimanan kita berbeda, mari kita bersatu dalam kemanusiaan," ujar Dr. Adib. Nilai-nilai universal seperti saling menghormati dan bekerja sama menjadi landasan dalam membangun harmoni sosial.
Di sisi lain, pemberdayaan ekonomi menjadi topik yang tidak kalah penting. Dr. Adib menyoroti perlunya pelatihan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kemandirian ekonomi. "Mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan adalah bagian dari misi agama yang moderat," tambahnya.
Ketua DPD LDII Karanganyar, H. Sudarmanto, menyampaikan harapannya agar LDII terus berinovasi dalam memberikan kontribusi nyata. "Semoga kepengurusan baru LDII Jawa Tengah dapat membawa perubahan positif dan menjadi pelopor dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera," ujarnya.
LDII: Lokomotif Moderasi Beragama
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana, AS, MM, mengapresiasi peran LDII dalam merajut kerukunan antarumat beragama. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menghadapi perubahan yang cepat di era digital.