Kompasiana | Jakarta -- Ketua Umum Forum Persaudaraan dan Kemitraan Pesantren Indonesia (FPKPI), DR. KH. M. Ilyas Marwal, menegaskan pentingnya pesantren untuk terus beradaptasi di era digital tanpa kehilangan nilai-nilai Islam. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Halaqoh Nasional Pimpinan Pondok Pesantren se-Indonesia bertajuk "Penguatan Pesantren Ramah Anak di Era Digital", yang digelar pada Senin (30/12/2024) di Hotel Sunlake Kemayoran, Jakarta. Â
Menurut KH. Ilyas Marwal, tema ini relevan karena era digital tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan besar bagi pesantren dalam menjalankan perannya sebagai pusat pendidikan, pengembangan karakter, serta pembentukan kader ulama dan pemimpin. Â
Baca juga ; Jumpfest2024: Mengokohkan Generasi Profesional, Religius, dan Berkarakter Luhur
Tantangan Era Digital
KH. Ilyas menyoroti bahwa era digital menghadirkan paparan konten negatif melalui internet, ketergantungan terhadap teknologi, hingga tantangan menjaga kontrol lingkungan belajar. Meski demikian, ia menekankan bahwa pesantren harus menghadapi tantangan ini dengan hikmah dan strategi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Â
"Era digital adalah kenyataan yang tidak dapat kita hindari. Pesantren harus beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya," ujar KH. Ilyas. Â
Prinsip Pesantren Ramah Anak
Dalam sambutannya, KH. Ilyas menjelaskan bahwa pesantren ramah anak tidak hanya melindungi fisik anak, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara emosional, mental, dan spiritual. Â
"Pesantren ramah anak adalah pesantren yang penuh kasih sayang, mendorong kreativitas, melindungi dari kekerasan, dan membentuk akhlak mulia," tegasnya. Â
Baca juga ;Â