Kompasiana | Karanganyar - Senkom Kecamatan Tawangmangu bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar dan sejumlah relawan di Tawangmangu mengadakan acara Simulasi Penanggulangan Bencana Megathrust. Acara yang bertempat di Gedung Ponpes Insan Qur'any, Tawangmangu Pada Senin, 16 September 2024. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam besar, khususnya gempa bumi dengan skenario megathrust.
Simulasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Kepala Desa Tawangmangu. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dan aparat keamanan dalam upaya mitigasi bencana di wilayah ini. Turut hadir pula Bapak Pembina Daerah, Ketua Persinas Asad, dan sejumlah anggota Tisaga Buana yang turut serta dalam mendukung jalannya simulasi.
Acara ini menjadi wujud nyata dari kolaborasi berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait dalam membangun kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah Tawangmangu dan sekitarnya.
Sebagai pemateri utama, Zainul Mutaqin, S.A.P, Penyuluh Bencana dari BPBD Kabupaten Karanganyar, menyampaikan informasi dan panduan terkait skenario penanggulangan bencana megathrust. Dalam paparannya, Zainul menjelaskan mengenai potensi gempa besar yang bisa terjadi akibat pergeseran lempeng bumi di zona megathrust, serta dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan, seperti tsunami, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur.
Materi yang disampaikan tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga melibatkan simulasi langsung di lapangan. Peserta simulasi diajarkan langkah-langkah evakuasi, penanganan korban, dan prosedur komunikasi darurat. Dalam skenario yang disimulasikan, peserta berlatih melakukan tindakan cepat ketika gempa terjadi, mulai dari berlindung di tempat yang aman hingga evakuasi ke titik kumpul yang telah ditentukan.
Acara ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama di daerah yang rawan bencana seperti Tawangmangu. Zainul Mutaqin menekankan bahwa kesiapan mental dan keterampilan teknis dalam menghadapi situasi darurat sangat penting untuk meminimalisir dampak dari bencana alam.
Dengan adanya simulasi ini, diharapkan masyarakat Tawangmangu semakin siap dalam menghadapi potensi gempa besar, serta dapat berkolaborasi dengan instansi terkait seperti BPBD, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan relawan lainnya dalam penanganan bencana di masa depan.
Simulasi Penanggulangan Bencana Megathrust ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah Tawangmangu dalam menghadapi potensi bencana. Kerjasama antara Senkom, BPBD Kabupaten Karanganyar, serta partisipasi aktif masyarakat dan relawan, menunjukkan bahwa mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tanggap terhadap bencana. (Ghoni)Â