Kompasiana | Kotabaru -- Pasca putusnya jembatan yang menghubungkan desa Sebelimbingan dengan desa Gunung Sari, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru akibat banjir bandang tiga tahun lalu, hingga kini jembatan tersebut belum juga diperbaiki. Akibatnya, aktivitas warga kedua desa yang mengandalkan jembatan tersebut untuk kegiatan ekonomi dan pendidikan menjadi terhambat.
Sebagai respon atas situasi tersebut, Senkom Mitra Polri Kabupaten Kotabaru bersama warga dua desa berinisiatif membangun jembatan darurat. Langkah ini diambil agar aktivitas warga dapat kembali berjalan normal. Ketua Senkom Mitra Polri Kotabaru, Memet Wahyudi, mengungkapkan bahwa puluhan personel Senkom bersama warga bergotong royong membangun jembatan darurat dari batang kayu yang diperoleh dari desa setempat.
"Selama ini, jembatan digunakan warga untuk pergi ke kebun dan anak-anak untuk bersekolah di SDN Sebelimbingan," ujar Memet Wahyudi pada Sabtu (15/6/24).
Memet bersyukur atas kekompakan warga dua desa dalam membangun jembatan darurat dengan memanfaatkan bahan yang ada di desa setempat. Namun, ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam membangun jembatan ini, terutama karena aliran sungai yang cukup deras dengan lebar mencapai 15 meter.
"Mudah-mudahan dengan cepat terbangunnya jembatan darurat ini, aktivitas warga kembali normal," harap Memet.
Selain itu, Memet juga mengharapkan agar pemerintah dapat segera membangun kembali jembatan yang permanen, sehingga warga tidak lagi bergantung pada jembatan darurat yang rentan terhadap kondisi cuaca dan alam (rel/gh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H