Mohon tunggu...
Bocah Pengembara
Bocah Pengembara Mohon Tunggu... -

bocah kecil yang merengek dalam kesunyian, menapaki kefanaan tanpa jubah yang menghangatkan. dengan tertatih menapak langkah, meninggalkan kemarin sebagai pelajaran. merajut asa menjadi do'a untuk melanjut tapak menuju esok. ada harapan yang menyapa dengan binar cahaya, karena kenyataan adalah kini. dan aku si bocah yang mengembara dalam sunyi. salam!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Yang Pantas di Sapa 'Wahai'

25 September 2011   09:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

engkau yang pantas disapa wahai engkau yang tegas menyapa wahai tahukah engkau disini ada berderet cerita kebosanan disini bertumpuk kertas lusuh cerita kemunafikan menggunung tinggi ucap kebohongan engkau yang pantas disapa wahai singgahlah... sapalah... sapa dengan gumammu yang menguatkan dengan ucapmu yang memotivasi tegar wahai... datanglah... entah dalam wujud apa engkau menjelma entah dalam bahasa apa ucapmu menyapa untukmu yang pantas disapa wahai untukmu yang tegas menyapa wahai datanglah... singgahlah... disini, diruang pengap kemunafikan jiwa ini sudah begitu menggigil pilu pada raba kebenaran tersayat pada ucap kebohongan wahai... disini, hanya tersisa nafas terengah-engah kemunafikan dalam desahan perih ada teriakan dalam bisu dan ucap protes dalam kebungkaman engkau yang pantas disapa wahai engkau yang tegas menyapa wahai ajarkan faham mu mengusir kemunafikan salurkan kebiasaanmu bergumam apa adanya wahai... datanglah... dekaplah jiwa-jiwa ini dibalik kepakan sayapmu bawalah menuju hidup pada bilik kejujuran untuk engkau... engkau yang pantas disapa wahai dan engkau yang tegas menyapa wahai datanglah... obati kerinduan ini dengan ucapmu dalam kehidupan saling menghargai dengan gumammu membuang kemunafikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun