Guru di sekolah seolah diposisikan secara absolut untuk memegang kendali peserta didik dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peserta didiknya, segalanya mutlak menjadi tanggungjawab guru.Â
Pendapat ini tidak salah, jika sekolah itu dibuat model seperti balai pawiyatan/pondok pesantren yang mana gerak-gerik dan perkembangan peserta didik di dalam pondok dalam pengawasan guru, bahkan pengawasan ini bisa dilakukan selama 24 jam.Â
Namun, jika hanya bersekolah selama setengah hari (berangkat-pulang), dan setelah itu guru harus bertanggungjawab atas perilaku siswa diluar jam sekolah.Â
Sedangkan di luar jam tersebut siswa menjadi tanggungjawab siapa? Disinilah adanya peran keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan.
Beberapa kasus pernah saya jumpai; banyak siswa yang tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak punya motivasi sekolah, lebih senang menongkrong daripada belajar di sekolah, orang tua tidak bisa memberi uang saku dan uang transportasi dan lain sebagainya.Â
Di sinilah seharusnya peran guru mulai diperjelas, apakah guru harus turun tangan sendiri? Apakah harus berkolaborasi dengan orang tua/masyarakat/ stakeholder yang ada?
Sebelum menarik kesimpulan sebaiknya dipetakan dulu, apakah ini masalah yang bisa diselesaikan guru atau masalah yang di luar kendali guru?Â
Guru bukan lembaga eksekutif, yudikatif ataupun legislatif namun guru hanya seorang penuntun peserta didik yang hanya menjalankan tugas negara dalam mencapai cita-citanya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dia bukan seorang superman, jelas soal limitasi pasti menempel padanya.Â
Maka ide terbaik adalah ketika guru selalu berkolaborasi secara efektif dengan orang tua/masyarakat/tokoh masyarakat/para stakeholder yang ada untuk memastikan anak memahami pentingnya pendidikan, dan memiliki harapan dalam proses pendidikan yang mereka lakukan di sekolah.
Semangat berkolaborasi adalah satu kunci suksesnya pendidikan. Untuk menumbuhkan anak-anak yang cerdas, terdidik dan berbudi pekerti yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H