Mohon tunggu...
Ghofar El Ghifary
Ghofar El Ghifary Mohon Tunggu... -

Ghofar El Ghifary, lahir di Bojonegoro, 10 Maret 1989. Menempuh jenjang S1 di Universitas Indraprasta PGRI. Pernah mengenyam ilmu kepenulisan di Organisasi Forum Lingkar Pena (FLP) DKI Jakarta. Juga pernah menjadi mahasiswa di Writer University, pelatihan kepenulisan ‘Menulis berbasis Otak’ (Hypno writing).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membekali Anak dengan Beladiri Harus ‘Extra’ Hati-hati

2 Desember 2011   08:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dengan berjalannya waktu, seiring dengan perkembangan umat Islam di seluruh dunia, maka pembinaan diri dalam hal kesehatan, spiritual, dan keterampilan diri sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap muslim sudah sepatutnya untuk melakukan pembelajaran beladiri. Semua itu dapat dimulai sejak dini. Rasulullah Saw bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT dari pada mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan."(HR Muslim). Dari hadits tersebut kita dapat mencermati bahwa Allah mencintai seorang mukmin yang kuat. Oleh karena itu, step by step untuk menjadi mukmin yang kuat salah satunya dengan membekali diri dengan beladiri.

Seiring dengan perkembangan beladiri itu pula, setiap muslim dituntut untuk berkompetisi. Beladiri semacam karate do, tae kwon do, thifan pokhan dan lain sebagainya sangat diminati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Dari masyarakat yang sangat antusias ini kemudian beladiri dijadikan sebagai cabang olah raga melalui berbagai ajang kompetisi.

Dilihat dari unsurnya, beladiri sangatlah beragam. Menurut sebuah artikel yang ditulis melalui situs Warrohmah, bahwa beladiri di Indonesia banyak macamnya. Di antaranya beladiri jahili dan islami. Beladiri jahili jelas tidak layak dikonsumsi oleh umat islam. Sementara beladiri yang mengaku islami harus benar-benar dicermati dan dikaji karena banyak beladiri yang menganggap dirinya islami, tetapi isi dan prakteknya sejatinya adalah jahili. Seperti beladiri yang mensyaratkan sesajen, puasa mutih, mengajarkan mantra-mantra untuk mengundang jin, mengajarkan jampi-jampi yang dicampur dengan ayat al-Qur'an atau murni dari ayat-ayat al-Qur'an dan Asma'ul-Husna. Memang benar tujuannya mengamalkan al-Qur’an dan Asmaul Husna, akan tetapi cara mengamalkan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

Sejurus dengan fenomena semacam ini, kita sebagai muslim yang akan mengamalkan ilmu beladiri atau menginginkan anaknya untuk bisa keterampilan beladiri sangat dituntut untuk pandai memilih dan memilah ilmu beladiri yang akan ditanamkan pada diri anak kelak. Untuk itu kita harus memahami syarat-syarat ilmu beladiri, seperti dilansir situs Warrohmah. Di antaranya: sehat lahir bathin, tidak ada syirik, menjaga fitrah kita sebagai manusia, tidak berbau maksiat, tidak menyerupai orang kafir, dan tidak berperilaku sombong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun