Suatu pagi secercah sinar mentari
masa depan nampak menari, berkali-kali
walau sendiri
riang, sangat menghayati
Nisa!
masihkah kau ingat kala pagi itu menghampiri,
kau kian nampak berseri-seri dari dasar sanubari
murni, tanpa kau sadari dan tanpa terasa peri
di pagi lain, gerimis menyambut bagai tangis
mencipta duka begitu tragis
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!